Perang Tarif AS Vs Tiongkok Pecah Lagi

Waktu wait and see investor itu diprediksi berakhir hari ini (11/5). Seharusnya AS-Tiongkok sudah membuat kesimpulan dari perundingan ke-11 di Washington pada Jumat waktu setempat. Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He diperkirakan menghabiskan seharian untuk negosiasi tersebut.
Tidak seperti pertemuan singkat saat dia baru tiba pada Kamis (9/5). Hari itu, dia hanya menghabiskan sekitar 1,5 jam di Kantor Perwakilan Dagang AS. "Saya berharap bisa melakukan diskusi yang jujur dan rasional. Kami percaya menaikkan tarif saat ini hanya melukai kedua pihak dan seluruh dunia," ujar Liu saat baru tiba di Washington.
Bagaimana jika diskusi gagal? Itulah skenario terburuk. Masalah utama adalah Trump. Tidak ada yang tahu tindakan apa yang akan dilakukan Trump. Bisa saja dia menerapkan tarif impor untuk sisa barang impor dari Tiongkok.
Sebagaimana diberitakan, dia sempat mengungkit kelompok barang senilai USD 325 miliar (Rp 4.662 triliun) yang belum dikenai pajak impor. Kalau benar, harga iPhone, sepatu Nike, dan berbagai mainan bakal naik drastis. "Bagi pemilik pabrik, hal yang paling berat adalah ketidakpastian. Susah membuat rencana apa pun jika satu unggahan Twitter saja bisa mengubah segala kondisi," kata Paul Walsh, CEO Newtimes Development. Perusahaan garmennya mengandalkan pabrik di Hongkong. (bil/c14/dos)
AS dan Tiongkok sudah resmi memulai kembali perang tarif mereka. Mulai Jumat (10/5) pukul 00.01 waktu setempat, impor kelompok barang senilai USD 200 miliar (Rp 2.858 triliun) dikenai bea 25 persen
Redaktur & Reporter : Adil
- Tarif Tarifan
- Tanggapi Perang Tarif Trump, Partai Gelora Dorong BPI Danantara Berinvestasi di AS
- Rambah Pasar Amerika Serikat, OKX Luncurkan Bursa Kripto Terpusat & Dompet Crypto Web3
- Gakoptindo Yakin Kebijakan Tarif Trump tak Memengaruhi Harga Kedelai dari AS
- Deklarasikan Gerakan Indonesia Cerah, Febri Wahyuni Sabran Optimistis Mampu Hadapi Perang Dagang Global
- 33 Tahun Ada, Tupperware Resmi Hengkang dari Aktivitas Bisnis Indonesia