Perang Usai, Busur Panah Dipatahkan

Perang Usai, Busur Panah Dipatahkan
Perang Usai, Busur Panah Dipatahkan
Sebagai bagian dari acara ritual, dua ekor anak babi pun sudah disiapkan. Dari kelompok Mambruk II, sekali panah babi langsung mati. Sedangkan dari kelompok bawah, empat kali panah, barulah babi mati. Kejanggalan itu sempat menuai protes dari kubu atas, warga Mambruk II.

Namun kepala perang kubu bawah (Tunikama), Yan Tinal, menerangkan hal ini sudah biasa terjadi sehingga tidak perlu sesama saudara dari kubu atas mencurigainya. “Tapi mari kita laksanakan pesta adat perdamaian ini hingga selesai dengan baik dan benar sesuai dengan apa yang telah kita sepakati,” ajaknya.  Usai melakukan ritual adat, diikuti pematahan panah yang dilakukan dua perwakilan, dari kelompok atas dan bawah. Selanjutnya Kapolres Mimika AKBP Moch Sagi SH melepaskan tembakan sebanyak dua kali ke udara, pertanda perang sudah berakhir.

Setelah itu dilakukan penandatanganan kesepakatan damai oleh kedua kelompok di depan polisi yang disaksikan para kepala perang.Pantauan Radar Timika di lokasi perdamaian, prosesi perdamaian dimulai pukul 14.00 WIT. Diawali doa bersama yang dipimpin Pdt. Melkianus Kum. Diikuti prosesi adat, bertindak selaku moderator Yohanes Magay. (ver,eng,sam/jpnn)

TIMIKA – Prosesi ritual adat sudah digelar sebagai tanda disepakatinya penghentian perang antarwarga di Kwamki Lama yang sudah berlangsung


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News