Perangi Banjir, Alokasikan Rp 70 Miliar
jpnn.com - jpnn.com - Banjir masih menjadi masalah serius bagi sejumlah kecamatan di daerah pelosok Kutai Timur (Kutim).
Seperti yang sering terjadi di daerah Muara Bengkal, Muara Ancalong, dan Long Mesangat.
“Setiap tahunnya, kalau sudah musim hujan, pasti di daerah Muara Bengkal dan Muara Ancalong pasti banjir. Kalau sudah seperti itu, otomatis akses jalan yang berada di antara jembatan Muara Ancalong dengan Jembatan Ngayau pasti terendam banjir yang sangat tinggi,” kata anggota DPRD Kutim Anto Darmawan seperti dilansir Prokal, Sabtu (7/1).
Dia menambahkan, jalan satu-satunya yang jadi akses masyarakat sebagai transportasi alternatif yakni perahu ketinting.
Biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk itu tidaklah setidiki.
“Sekali penyeberangan, masyarakat harus mengeluarkan biaya antara Rp 50 sampai Rp 100 ribu, itu hanya untuk satu kali penyebarangan. Bahkan, gara-gara terputusnya akses di kedua jalan itu, harga satu buah LPG ukuran satu kilogram, pernah melambung tinggi hingga Rp 65 ribu,” bebernya.
Selain itu, satu unit mobil bisa hanyut jika menerjang banjir.
Tak heran, masyarakat terpaksa menggunakan perahu ketinting untuk menyeberang antara kedua kecamatan.
Banjir masih menjadi masalah serius bagi sejumlah kecamatan di daerah pelosok Kutai Timur (Kutim).
- Banjir Pantura, Pemkot Semarang Ungkap Penyebabnya
- Mobil Terendam Banjir, Lakukan Hal-Hal Ini Agar Mesin Tetap Optimal
- 5 Berita Terpopuler: KemenPAN-RB Loloskan Semua Honorer, tetapi Jangan Menolak PPPK Paruh Waktu, Semoga Masih Ada Harapan
- Ikut Terdampak Banjir, Berlliana Lovell Mengungsi ke Bogor
- Banjir Jakarta: Info Terbaru Akses Jalan Menuju Bandara Soetta
- Cuaca Ekstrem, Kota Semarang Dilanda Banjir, Longsor hingga Pohon Tumbang