Perangi Hoaks, TikTok Gandeng Tim Ahli Cek Fakta
jpnn.com - Menghadapi tantangan penyebaran informasi bohong (hoaks), Tiktok telah memulai program cek fakta Asia Pasifik dengan bermitra bersama sejumlah ahli cek fakta.
"Kami telah memulai Program cek fakta Asia Pasifik, bekerja sama dengan pemeriksa fakta terkemuka di industri, AFP dan Lead Stories," ujar Director, Trust & Safety TikTok Asia Pacific Arjun, Sabtu.
Ia mengatakan TikTok sebagai platform sosial bertanggung jawab untuk melindungi dan meningkatkan pengalaman edukasi pengguna, dan mencegah penyebaran berita palsu.
"Kami telah meningkatkan upaya kami untuk mengidentifikasi konten yang tidak terverifikasi yang beredar di internet, yang mungkin terlihat sebagai "fakta" atau "berita" di mata publik," kata Arjun.
Selain itu, TikTok telah menerapkan sistem untuk memungkinkan pengguna dengan mudah melaporkan misnformasi dalam aplikasi.
TikTok juga memperluas tim internal yang bertanggung jawab untuk mendeteksi dan mencegah misinformasi serta disinformasi.
"Misinformasi atau disinformasi yang disengaja seperti itu dapat menyebabkan kerusakan di dunia nyata, dan bertentangan dengan misi kami untuk membangun komunitas berbasis kepercayaan, dimana interaksi yang otentik dapat berkembang," tambahnya lagi.
Program pemeriksa fakta pihak ketiga ini memanfaatkan tim pemeriksa fakta yang meninjau dan memverifikasi laporan konten.
TikTok berkokitmen untuk menekan penyebaran informasi bohong (hoaks) di platform video mereka.
- Pemerintah Albania Menilai TikTok Bisa Mendorong Anak-Anak Melakukan Kekerasan
- Kamu Bisa Jadi Kreator Tahun 2025, Intip 3 Inspirasi Kontennya di sini
- Aktif Berbagi di Medsos, Alvino Oldan jadi Global Ambassador Brand Ternama
- Gegara Ini, Chanreaksmey Loy Sukses Menyedot Perhatian Netizen Indonesia
- Setahun Berkolaborasi, Tokopedia dan ShopTokopedia Dorong Pendapatan UMKM Naik 95 Persen
- Beli Kosmetik Rp 80 Ribu di TikTok, Warga Depok Malah jadi Korban Pinjol Puluhan Juta