Perangi Radikalisme, Fatayat NU Siapkan 1.000 Dai Wanita
"Makanya Fatayat NU sedang mengembangkan dakwah berbasis keluarga. Kami juga terus membekali dan memperdalam para dai-dai wanita tentang pengetahuan dan ancaman radikalisme terorisme dan bertepatan dengan Hari Kartini, 21 April besok, kami akan melantik seribu dai wanita Anti-Radikalisme Fatayat NU di Bandung," jelas Anggi.
Anggia menegaskan, langkah itu dilakukan sebagai perwujudan kaum perempuan, terutama Fatayat NU untuk membantu pemerintah mencegah radikalisme dan terorisme.
Sebab, akhir-akhir ini kalangan teroris menjadikan kaum perempuan sebagai 'martir' atau 'pengantin'.
Kondisi itu sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian besar untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Contoh perempuan yang jadi martir terorisme Dian Yulia Novi dalam kasus bom Panci di Bekasi. Selain itu, ada TKI yang dipulangkan dari Taiwan karena terindikasi berkaitan dengan ISIS.
"Inilah yang membuat perempuan Indonesia tidak boleh berdiam diri. Ada banyak hal yang bisa dilakukan kaum perempuan untuk berperan aktif dalam pencegahan terorisme seperti mengambil peran besar dalam mengedukasi masyarakat dari ancaman terorisme," ungkap Anggia.
Fatayat NU sendiri telah memiliki ribuan jemaah yang tersebar dari desa sampai kota.
Anggia optimistis Fatayat NU bisa memberikan sumbangsih positif dengan memberikan edukasi yang signifikan di tengah lingkungan atau komunitas masing-masing.
Radikalisme tidak hanya menyasar kaum laki-laki dan generasi muda.
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme
- Peringati Hari Pahlawan, Yayasan Gema Salam Wujudkan Semangat Nasionalisme
- Datangi Indekos, Densus 88 Antiteror Lakukan Tindakan, Apa yang Didapat?
- BNPT Beri Perlindungan Khusus Kepada Anak Korban Terorisme
- Fraksi PKB DPR Sampaikan Komitmen di Depan Demonstran RUU Masyarakat Adat
- Irjen Eddy Hartono Jadi Kepala BNPT, Sahroni Minta Lanjutkan Pencapaian Zero Terrorist Attack