Perangi Radikalisme, Ibu Pemberani ini Sabet Award AS
WASHINGTON – Perjuangan seorang ibu, Latifa ibn Ziaten memerangi radikalisme berbuah penghargaan. Pemerintah Amerika Serikat (AS) menobatkan ibunda mendiang Imad tersebut sebagai salah satu dari total 14 penerima penghargaan Perempuan Pemberani Internasional pada Selasa lalu.
''Tidak perlu ada lagi Merah-Merah yang lain,'' tegas perempuan berkewarganegaraan Prancis tersebut tentang Mohamed Merah
Yang dimaksudnya itu adalah teroris 23 tahun itulah yang merenggut nyawa putranya, Imad pada 11 Maret 2012 lalu. Pembunuhan sadis tersebut terjadi hanya gara-gara Imad seorang serdadu. Selain Imad, Merah membunuh enam korban lain dalam kurun 11 hari. Seluruh korbannya adalah serdadu atau Yahudi.
Merah lantas tewas di tangan aparat pada 22 Maret 2012. Dalam duka kehilangan Imad, Latifa bangkit. Dia tidak mau peristiwa pahit yang menimpanya itu terulang atau terjadi pada keluarga lain. Maka, dia lalu membentuk komunitas dan berkeliling Prancis, khususnya sekolah-sekolah serta penjara, untuk memerangi radikalisme.
''Kami tidak mau menyerah pada rasa takut,'' ungkapnya.
Selama hampir empat tahun Latifa terus menebarkan semangat antiradikalisme bersama kelompoknya. Dia yakin satu-satunya jalan untuk mengalahkan radikalisme adalah keberanian, toleransi, dan dialog. ''Jika takut, kita tidak akan bisa maju. Itulah yang teroris inginkan,'' papar ibu tangguh yang menyatakan sudah memaafkan perbuatan Merah tersebut.
Sebagai pemenang penghargaan bergengsi tingkat internasional itu, Latifa akan berkeliling ke 13 kota di Negeri Paman Sam. Di sana, dia bakal berbicara tentang radikalisme dan keberagaman. ''Kita harus lebih sering berbicara tentang keberagaman di sekolah-sekolah." (AFP/hep/c15/ami/flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer