Perasaan Drg Mieke Sylvia saat Identifikasi Korban Lion Air

Perasaan Drg Mieke Sylvia saat Identifikasi Korban Lion Air
drg Mieke. FOTO : Jawa Pos
Mieke mempunyai dasar yang kuat di ortodontis. Dia sudah 39 tahun menjadi dosen ortodontis. Itulah yang membuatnya bisa cepat melakukan upgrading di bidang ortodontis forensik. Dia belajar secara langsung ke sejumlah negara yang bidang forensiknya sudah sangat maju.

Karena itu, tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri meliriknya. Dia pun diminta bergabung dan siap kapan pun jika dibutuhkan. ''Tawaran tersebut saya sambut dengan senang hati. Sebab, tidak ada yang lebih membahagiakan bagi seorang akademisi selain mengaplikasikan ilmunya,'' ucapnya dengan mata berbinar.

Menurut dia, salah satu yang membuat identifikasi jenazah melalui gigi di Indonesia masih sangat sulit dilakukan adalah habit masyarakat. Tidak banyak warga yang mempunyai kesadaran untuk ke dokter gigi dan menyimpan catatan formasi giginya. Padahal, selain sidik jari dan DNA, bentuk gigi adalah salah satu metode yang paling akurat dalam identifikasi.

Untuk itu, kadang dia berimprovisasi saat melakukan identifikasi. Selain catatan rekam medis gigi (jika beruntung korban pernah ke dokter gigi dan rekam medisnya masih disimpan), dia menggunakan foto-foto korban semasa hidupnya. ''Jika tersenyumnya cukup lebar, biasanya ada hal-hal khas di gigi yang bisa diidentifikasi,'' tuturnya.

Mieke pun menyatakan akan selalu siap jika tim DVI membutuhkannya kapan pun. ''Selagi saya masih mampu melakukannya, pasti akan saya lakukan. Membantu sesama adalah kewajiban tiap manusia,'' ungkap perempuan kelahiran Solo tersebut. (SITI JAUHAROH KARTIKA SARI/c20/ano) 

Padahal, surat kematian penting untuk mengurus apa saja. Mulai pembagian warisan, santunan, dan hal-hal administratif lainnya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News