Perawat Australia Tak Lelah Dampingi Pasien Gangguan Jiwa selama 28 Tahun

Perawat Australia Tak Lelah Dampingi Pasien Gangguan Jiwa selama 28 Tahun
Perawat Australia Tak Lelah Dampingi Pasien Gangguan Jiwa selama 28 Tahun

Perasaan terasing dan kehidupan yang keras adalah hal biasa yang dialami para imigran. Itulah mengapa profesi perawat khusus, seperti yang digeluti Suzette Herft, sangat diperlukan.

Saya adalah seorang perawat kejiwaan. Saya telah bergelut dengan profesi ini selama 28 tahun. Belakangan ini, istilah 'perawat kejiwaan' telah digantikan dengan istilah yang lebih moderen, yakni 'perawat kesehaan mental'.

Tapi saya lebih suka menyebut profesi ini 'perawat kejiwaan'. Asal-mula kata Yunani 'psyche' merujuk pada jiwa, pikiran, atau roh. Kekuatan tak nampak yang membawa kehidupan. Saya suka istilah itu. Ia membuat saya melihat seseorang dengan penyakit kejiwaan lebih dari sekedar orang dengan penyakit yang cuma bisa disembuhkan lewat obat-obatan atau dengan penanganan medis.  Hal itu juga berjalan seiring dengan pemahaman saya tentang penyembuhan serta fokus sistem kesehatan mental pada pemulihan.

Perawat Australia Tak Lelah Dampingi Pasien Gangguan Jiwa selama 28 Tahun
(Foto: Suzette Herft)

Saya melihat 'penyembuhan' sebagai 'kebugaran', sebuah perjalanan menuju sehat. Sebuah penambal yang menyatukan integritas pikiran, tubuh dan jiwa. Saya melihat cita-cita saya sebagai perawat kejiwaan berhubungan dengan perjalanan spritual penyembuhan saya sendiri. Ia juga terhubung dengan cita-cita saya lainnya yakni menjadi penyanyi dari lagu-lagu yang membawa kesembuhan.

Saya besar di Sri Lanka dalam sebuah keluarga 6 anak. Saya adalah anak perempuan tertua. Keluarga saya tak mengalami kelaparan tapi menghadapi masalah keuangan yang pelik. Saya juga tersentuh oleh kerasnya hidup yang dialami orang-orang di sekitar saya. Saya melihat banyak pengemis di jalan, dan pengalaman ini begitu membekas di dalam diri saya. Saya memiliki pemahaman ynag terbatas soal penderitaan, tapi saya bisa melihatnya dan merasakannya di lingkungan sekitar. Saya juga mengalami kekerasan seksual semasa kecil dan itu menambah pengalaman penderitaan saya. Saya tak kenal siapa-siapa yang kelihatan sakit jiwa kala itu, tapi saya melihat bukti-bukti adanya orang yang bertahan dari penderitaan.

Ketika saya datang ke Australia pada tahun 1972, saya adalah satu-satunya yang berkulit cokelat dari 800 siswi. Pengalaman terasing, tak condong ke satu kelompok, mendapat perlakuan rasis, semakin membekas dan semakin sedikit kepercayaan diri yang saya miliki.

Perawat Australia Tak Lelah Dampingi Pasien Gangguan Jiwa selama 28 Tahun
Suzette (kiri ujung) dengan keluarganya setelah tiba di Australia pada 1972 (Foto: Suzette Herft)

Perasaan terasing dan kehidupan yang keras adalah hal biasa yang dialami para imigran. Itulah mengapa profesi perawat khusus, seperti yang digeluti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News