Perawat Indonesia Merasa Lebih Dihargai di Luar Negeri
jpnn.com, JAKARTA - Rumah sakit di luar negeri lebih menghargai tenaga perawat Indonesia dibanding negara sendiri. Perbandingannya pun bagai langit dan bumi.
Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadillah mengungkapkan, pihaknya sudah mengirimkan 1000 perawat ke Jepang. Di sana mereka dibayar Rp 18 hingga Rp 30 juta per bulan.
Begitu masa kontraknya habis dan harus pulang ke Indonesia, gajinya terjun bebas di bawah upah minimum provinsi (UMP).
Alhasil sebagian besar perawat alih profesi jadi penerjemah bahasa Jepang secara online.
"Perawat Indonesia yang bekas kerja di luar negeri ogah jadi perawat lagi. Mereka lebih memilih jadi penerjemah bahasa asing di online. Gajinya bisa mencapai Rp 12 sampai Rp 15 juta," terang Harif dalam taklimat media di Jakarta, Kamis (15/3).
Para perawat yang mau bertahan dengan profesinya, lanjutnya sangat kecil. Walaupun gaji kecil tetap mengutamakan pengabdian.
Karena itu, kata dia, pemerintah harusnya memerhatikan kesejahteraan perawat. Jangan biarkan perawat terus didiskriminasi. (esy/jpnn)
Perawat yang kembali ke Indonesia memilih menjadi penerjemah karena gaji lebih baik.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Gaji Belum Sesuai UMK, Para Perawat Ponkesdes Butuh Perhatian Pemerintah
- Para Perawat Ingin Kejelasan Status, Gaji Harusnya Sesuai UMK
- Belanda Butuh Ribuan Perawat dari Indonesia, Gajinya Rp 25 Juta
- Di Luar Negeri Perawat Digaji Rp 30 Juta, di Indonesia?
- Kerja 24 Jam, Perawat di Daerah Banyak yang Tidak Digaji