Perbankan Dinilai Main Aman Dalam Penyaluran Kredit
Alasannya, perbankan belum efektif menjalankan perannya sebagai penggerak likuiditas.
”Sehingga kinerja perbankan Indonesia belum terlalu berdampak terhadap perekonomian,” urainya.
Di kawasan Asia Tenggara, sambung Engle, risiko sistemik terbesar dihadapi perbankan di Singapura.
Setelah itu, perbankan Malaysia, Vietnam, Thailand, baru Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad menilai, perbankan di Indonesia menghindari sektor-sektor tertentu yang tingkat ketidakpastiannya tinggi.
Karena itu, perbankan cenderung memilih meminjamkan dana ke pegawai karena pengembaliannya dapat dilakukan dengan potong gaji.
”Di sisi lain, justru tidak menjadikan kinerja perbankan dalam negeri optimal,” imbuhnya.
Untuk memacu peran perbankan dalam menggerakkan perekonomian, pemerintah tahun ini akan mengucurkan kredit usaha rakyat di sektor yang lebih produktif.
Perbankan di Indonesia dinilai masih bermain aman dalam menyalurkan kredit.
- Soal Dampak Green Bond, BNI Bisa Jadi Contoh dan Acuan Bagi Sektor Perbankan di Indonesia
- BTN Raih 2 Penghargaan di Ajang Global Retail Banking Innovation Awards 2024
- IESR Sebut IPO Menjadi Salah Satu Opsi Pendanaan Energi Terbarukan Melalui Bursa Efek
- SuperApp BYOND by BSI, Hadirkan 130 Fitur Layanan yang Aman Diakses
- Teknologi Peruri Graph Analytic Bantu Amankan Data BPR-BPRS
- BRI Peduli Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Peserta Mencapai 13.200 Orang