Perbankan Minta Blanket Guarantee
Segera Fokus ke Sektor Riil
Rabu, 10 Desember 2008 – 17:03 WIB
Menurut dia, sektor riil saat ini sudah sangat perlu perhatian dan penanganan khusus. Mengingat sektor tersebut adalah penyangga utama perekonomian, sokongan dari industri perbankan sangat diperlukan. Dan, itu bisa dipenuhi jika bank sudah mencurahkan perhatiannya secara total ke sektor riil.
Baca Juga:
Bagaimana tentang kekhawatiran Wapres Jusuf Kalla soal timbulnya moral hazard jika blanket guarantee diberlakukan? Sigit yang kini menjadi komisaris independen PT Bank Central Asia Tbk itu mengatakan, tidak tepat jika pemerintah hanya berkutat pada masa lalu untuk penanganan krisis. "Persoalannya bukan karena moral hazard atau bayang-bayang masa lalu. Ini masalah penting untuk menyelamatkan perekonomian," ujarnya.
Saat krisis 1997/1998, banyak bankir yang memang melakukan moral hazard. Namun, kondisi industri perbankan saat ini sudah jauh lebih baik. "Era bank dimiliki pedagang kelontong sudah berakhir. Sekarang ini sebagian besar bank sudah dimiliki pemodal kuat. Pengelola profesional, risk management sudah jauh lebih baik dibanding saat 1997/1998," jelas Sigit.
Memang, kata dia, ada sedikit bank yang bermasalah, seperti yang terjadi di Bank Century. Namun, itu masih bisa ditangani dengan baik oleh bank sentral. Saat ini, blanket guarantee menjadi salah satu alat untuk memperkuat fondasi industri keuangan dalam mengantisipasi krisis.(eri/fan)
JAKARTA - Para pelaku bisnis perbankan meminta pemerintah segera memberlakukan sistem penjaminan penuh (blanket gurantee) simpanan nasabah di bank.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Tingkatkan Pelayanan Bandara, IAS Group Luncurkan GSE Teknologi Terbaru
- Winn Gas Luncurkan Produk Inovasi Terbaru, Ibu-Ibu Pasti Suka
- Lewat Cara ini SIG Dukung Inisiatif Kementerian BUMN Mewujudkan Asta Cita
- Baru Dirilis Awal Januari, Andal by Taspen Telah Diunduh Lebih Dari 1 Juta Peserta
- Menteri PPPA Ingin Tingkatkan Taraf Hidup Perempuan
- Bank Mandiri Promosikan Sektor IT ke Investor Hong Kong