Perbankan Tekan Kredit Macet
Jika faktor-faktor tersebut dapat ditekan, Maryono meyakini pihaknya dapat meraih target NPL yang lebih rendah pada akhir tahun. "Proyeksi gross NPL kami kurang lebih 3,2 persen, dan tentunya net NPL bakal lebih rendah lagi. Akhir tahun lalu, net NPL kami 2,42 persen," terangnya.
Sepanjang semester pertama tahun ini, BTN masih konsisten pada core business dalam pembiayaan industri perumahan. Porsi pembiayaan pada kredit perumahan masih mendominasi dengan share 86,12 persen atau sebesar Rp 78,72 trilun dari total kredit yang disalurkan perseroan. Sisanya, sebesar Rp 12,68 triliun (13,88 persen) disalurkan untuk pembiayaan kredit non perumahan.
"Kontribusi kami dalam penyaluran FLPP (fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan)secara nasional mencapai 98 persen pada akhir tahun lalu," terangnya.
Di sisi lain, untuk saat ini Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) juga masih belum mengindikasikan kenaikan suku bunga kredit merespon peningkatan BI Rate. Justru, ada penurunan bunga kredit dari tiga sektor yang disasar oleh BTPN.
Misalnya kredit ritel pada Juni yang turun menjadi 16,26 persen dari Mei yang sebesar 16,29. Sementara kredit mikro turun dari 18,38 persen per Mei menjadi 18,26 persen per Juni. "Kredit konsumer non KPR BTPN turun menjadi 17,40 persen dari 17,51 persen.
"Kami masih fokus dan konsisten menggarap sektor mikro dan kecil. Kredit kami di segmen ini tumbuh 27 persen year on year (yoy) menjadi Rp 43,6 triliun. Tapi kami tetap berhati-hati terhadap NPL nettonya di angka 0,39 persen pada akhir Juni 2013, meski lebih rendah dari akhir Juni 2012 sebesar 0,43 persen," terang Direktur Utama BTPN Jerry Ng. (gal)
JAKARTA - Perbankan berupaya menekan tingginya non performing loan (NPL) atay rasio kredit macet (non performing loan/NPL), pasca kebijakan kenaikan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi