Perbankan Tertekan Kenaikan Rasio Kredit Bermasalah
Pemerintah akan lebih gencar mengerjakan proyek-proyek infrastruktur.
Sebab, pemerintah berusaha menekan penundaan aktivitas pembangunan akibat pengetatan fiskal seperti yang terjadi tahun lalu.
Akibatnya, pertumbuhan kredit dan ekonomi terdorong.
Indonesia, kata dia, berpotensi tumbuh di kisaran 5,1–5,2 persen.
Pemerintah diprediksi mempunyai forecast pertumbuhan ekonomi 6,1 persen pada 2018.
Namun, menurut Anton, dirinya pesimistis angka pertumbuhan 6,1 persen itu bisa dicapai dalam waktu dekat.
’’Dengan perbaikan harga komoditas, net export memang bisa naik. Tapi, dengan naiknya pertumbuhan, baik pertumbuhan kredit maupun ekonomi, impor kita juga akan tinggi. Dua-duanya (ekspor dan impor, Red) bakal sulit didorong,’’ jelasnya.
Di sisi lain, bank juga bisa tertekan jika pertumbuhan kredit tidak diimbangi kualitas kredit yang membaik.
Kualitas aset perbankan menghadapi tekanan kredit macet sepanjang tahun lalu.
- Soal Dampak Green Bond, BNI Bisa Jadi Contoh dan Acuan Bagi Sektor Perbankan di Indonesia
- BTN Raih 2 Penghargaan di Ajang Global Retail Banking Innovation Awards 2024
- IESR Sebut IPO Menjadi Salah Satu Opsi Pendanaan Energi Terbarukan Melalui Bursa Efek
- SuperApp BYOND by BSI, Hadirkan 130 Fitur Layanan yang Aman Diakses
- Teknologi Peruri Graph Analytic Bantu Amankan Data BPR-BPRS
- BRI Peduli Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Peserta Mencapai 13.200 Orang