Perbanyak FTV Daripada Sinetron

Perbanyak FTV Daripada Sinetron
Perbanyak FTV Daripada Sinetron
JAKARTA - Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) prihatin dengan perkembangan kualitas tayangan di layar kaca yang stagnan. Mereka menentukan sikap membatasi produsksi tayangan sinetron. Sebaliknya Kemenbudpar bakal merangsang pertumbuhan film teleisi (FTV).

Menbudpar Jero Wacik menjelaskan, pihaknya sudah melakkan survey terhadap puluhan judul sinetron yang saat ini tayang di layar kaca. Hasilnya, tayangan sinetron lebih menekankan kekerasan dan kejahatan. Dia memperkirakan, dari rata-rata sinetron yang tayang dengan 60-an episode, 50 episode pertama hingga terakhir berisi kejahatan dan kekerasan.

Baru setelah itu, episode sinetron menggambarkan nilai balasan bagi orang yang berbuat kejahatan atau kekerasan. Porsi kekekerasan dan kejahatan, lebih mendominasi sinetron kita daripada porsi penanaman nilai-nilai kehidupan. "Ini tidak bagus. Sebab, menimbulkan kesan kekerasan dan kejahatan adalah tren," tandas Wacik. Sehingga, pihaknya berupaya menekan produksi sinetron-sinetron dengan konsep seperti tadi.

Padahal, kata dia, sinetron harus bisa menanamkan nilai-nilai kehidupan. Selain itu, sinetron juga harus bisa menggambarkan budaya tanah air. "Apalagi sinetron juga digandrungi negara tetangga kita," terang Wacik. Seperti di Malaysia dan Brunei Darussalam.

JAKARTA - Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) prihatin dengan perkembangan kualitas tayangan di layar kaca yang stagnan. Mereka menentukan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News