Perbanyak Produksi Robot, Jepang Ingin Kembali Jadi Produsen Nomor 1 Dunia
Dijual untuk umum dengan bandrol 2.000 dolar mulai tahun depan, ‘Pepper’ dipasti akan laku keras. Sebagai robot rumah tangga, ‘Pepper’ akan menyuci baju, menyedot debu dan semua tugas-tugas rutin dengan senyuman.
Tetapi industri dan PemerintahJepang memiliki rencana serius bagi ‘Pepper’ dan robot sepertinya. Mereka ingin membuat 30 juta robot ‘Pepper’ agar tercipta tenaga kerja yang bisa mengangkat Jepang sebagai produsen nomor satu dunia lagi.
Di pinggiran Tokyo berdiri pabrik masa depan Jepang, ‘Nextage’. Para robot mengendalikan lantai membuat ATM dan mesin penjual minuman atau makanan.
Mereka melakukan pekerjaan tiga manusia selama 24 jam sehari, mereka tidak mengambil izin sakit atau menderita kelelahan. Terdengar seperti seorang buruh yang sempurna bukan?.
Perusahaan tersebut menggunakan robot sehingga mereka bisa memiliki sumber tenaga kerja yang murah dan terpercaya di Jepang, dan memotong biaya operasional di luar negeri.
Manajer Nextage, Toshifumi Tsuji, mengatakan, produktivitas meningkat lima kali lipat sejak pabrik memperkenalkan robot tersebut, dua tahun lalu.
"Perusahaan-perusahaan yang ingin menggunakan jenis robot ini semakin bertambah, sehingga robot manusia ini akan terus berkembang, menjadi lebih cepat dan lebih efisien," ungkapnya.
Para pekerja manusia di Nextage terlihat seperti asisten robot. Mereka bekerja untuk memastikan para robot memiliki segala yang mereka butuhkan agar bisa berfungsi dengan tepat.
Menjadi pelopor teknologi robot selama bertahun-tahun, kini, supremasi Jepang di bidang ini mendapat tantangan dari negara-negara saingan penghasil
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025