Perbatasan Internasional Mulai Buka, Sejumlah Kota Khawatir Kebanjiran Turis Berperilaku Buruk
Venice, Italia
Selama pandemi, warga Venize bisa melakukan kegiatan di pusat wisata tersebut tanpa mendapat banyak gangguan dari turis.
Sebelum pandemi, kota di Italia tersebut dikunjungi sekitar 25 juta warga setiap tahunnya.
Namun jumlah sebanyak itu saja sudah menimbulkan kekesalan dari warga setempat yang kemudian meninggalkan kota tersebut dan menyisakan 50 ribu warga, jauh lebih sedikit dari tahun 1950-an di mana ada sekitar 170 ribu orang.
Fenomena ini sekarang disebut "overtourism" — di mana jumlah turis di suatu destinasi melebihi jumlah warga lokal sehingga memaksa warga lokal untuk pindah.
Untuk mengurangi jumlah turis, pengunjung harian ke kota tersebut akan dikenai biaya masuk sebesar Rp170 ribu.
Wali kota Venice Luigi Brugnaro mengatakan biaya tersebut akan membuat jumlah turis yang datang lebih bisa diatur.
"Saya memperkirakan adanya protes, gugatan hukum dan yang lain. Namun saya memiliki tugas membuat kota ini layak dihuni bagi mereka yang tinggal di sini dan juga bagi mereka yang berkunjung," katanya bulan September lalu.
Dibukanya kembali perbatasan internasional justru menimbulkan kekhawatiran sejumlah kota di dunia
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'