Percaya Mitos Gerilyawan Sulu Kebal dan Bisa Menghilang
Rabu, 20 Maret 2013 – 06:50 WIB
"Kamu boleh rekam pembicaraan kita ini, tapi baru boleh tulis setelah kamu di Indonesia. Jika kamu masih di sini, kami tak bisa menjamin keselamatan kamu," katanya.
Pakcik menolak identitasnya dijabarkan secara lengkap. "Tulis saja, saya orang asli Malaysia yang lahir dan besar di Lahad Datu ini," tambahnya.
Tentu, Pakcik bukan sembarang orang yang bisa ditemui di kedai kopi. Saking rawannya, kelompoknya melindungi aktivitas Pakcik sehingga tak jauh-jauh dari rumah. "Saya di sini saja. Saya tak bisa temui kamu di kedai kopi, within 24 hours you pasti ditangkap polis," tegasnya.
Lalu, dengan direkam, Pakcik mulai menceritakan kondisi Lahad Datu sebelum ada insiden masuknya gerilyawan Sulu. "Di daerah Kampung Tanduo, Tanjung Batu, sudah marak sejak 1980-an aktivitas ilegal," ungkapnya.
MENCARI sumber informasi alternatif di Lahad Datu bukan perkara mudah. Masyarakat Malaysia tidak sebebas rakyat Indonesia dalam mengomentari sebuah
BERITA TERKAIT
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis