Percaya Mitos Gerilyawan Sulu Kebal dan Bisa Menghilang
Rabu, 20 Maret 2013 – 06:50 WIB
Dia menjelaskan, Tanduo adalah pintu masuk segala hal ilegal ke Sabah. "Mulai orang tanpa permit (dokumen), minyak petrol (bensin), rokok, bahkan senjata," ujarnya.
Tangannya lalu membentuk simbol angka empat. "You sekarang pikir ya, di lautan itu ada polis marine (polisi air), ada custom (bea cukai), ada PGA (pasukan gerak am, semacam Brimob di Indonesia, Red), ada tentara laut, ke mana mereka kalau tidak karena ini?" katanya sambil menunjukkan lembaran uang ringgit.
Pakcik menyebut nama seorang imam yang sangat disegani di Kampung Tanduo. Imam itu kini tewas oleh Polis Diraja Malaysia. "Padahal dari imam itu barang apa saja bisa didapatkan. Tak kurang penghasilan dia RM 400 ribu sebulan," ungkapnya.
Pakcik menjelaskan, komunitas Sulu dan aparat keamanan di Lahad Datu sebenarnya sudah saling memahami. "Ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Pasti ada sebab lain kenapa ada pengganas itu," ujarnya.
MENCARI sumber informasi alternatif di Lahad Datu bukan perkara mudah. Masyarakat Malaysia tidak sebebas rakyat Indonesia dalam mengomentari sebuah
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408