Percayalah, Masyarakat Aborigin Australia Paham Betul Penderitaan George Floyd
Padahal kejadiannya tak berselang lama setelah puluhan ribu orang melakukan aksi demo menentang Hari Australia dan perubahan iklim. Hanya berjarak beberapa blok dari sana.
Sampai sekarang pun tak ada petugas yang didakwa atas kematian Dungay.
Protes terbesar soal kematian dalam tahanan di Australia saya saksikan tahun lalu di Alice Springs.
Seorang remaja dari suku Walpiri, Kumanjayi Walker (19), tewas di rumahnya setelah diduga ditembak oleh seorang polisi kulit. Kejadian ini berlangsung di Yuendumu, suatu komunitas terpencil yang dihuni sekitar 1000 orang.
Dalam aksi protes itu, ratusan orang melakukan perjalanan berjam-jam dari rumah mereka di kawasan tengah Australia dan menduduki alun-alun kota Alice Springs.
Video: Unjuk rasa di Alice Springs (ABC News)
Ada kerumitan lain bagi masyarakat pribumi seperti ini, sebab Bahasa Inggris bukanlah bahasa utama mereka. Menentukan siapa yang tampil bicara juga harus melalui protokol budaya setempat.
Saya menemui seorang ibu yang menggendong bayinya dan mengaku sangat khawatir bila nanti anaknya itu akan berakhir di peti mati dengan luka tembak di tubuhnya.
Kesedihan mendalam yang dirasakan akibat kematian George Floyd di Amerika Serikat sudah sangat dipahami oleh masyarakat Aborigin di Australia
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan