Percayalah, Masyarakat Aborigin Australia Paham Betul Penderitaan George Floyd

Percayalah, Masyarakat Aborigin Australia Paham Betul Penderitaan George Floyd
Aksi demonstrasi saat Pertemuan G20 di Brisbane tahun 2014 memprotes kematian sejumlah warga Aborigin dalam tahanan. (ABC News: Giulio Saggin)

Australia sebenarnya juga memiliki selebriti pribumi, mulai dari bintang olahraga, musisi, aktor, penulis, dan sejumlah politisi. Namun mereka tidaklah sebanding dengan para influencer kulit hitam di Amerika.

Pesan-pesan para pesohor bisa menjadi semacam kitab suci dalam dunia yang serba terhubung saat ini.

Mereka berbicara dalam bahasa yang dipahami orang, dengan pengaruhnya mereka memberi tahu betapa kematian George Floyd tidak bisa dibenarkan dan orang harus bicara. Warga Australia pun melakukannya.

Tak tampak

Di Australia, kejadian serupa biasanya terjadi di tempat terpencil, asing bagi sebagian besar warga. Sebaliknya, kebanyakan penembakan terhadap orang kulit hitam terjadi di kota-kota besar Amerika.

Apakah pemahaman orang Australia mengenai kerusuhan di Pulau Palm pada tahun 2004 akan lebih jelas jika itu terjadi di kota besar?

Seorang pria Aborigin tewas dalam tahanan, memicu kerusuhan besar di sana. Apalagi, aparat yang melakukannya dibebaskan dari tuduhan pembunuhan.

12 tahun kemudian dalam kasus perdata, Pengadilan Federal memutuskan bahwa tindakan polisi tersebut merupakan tindakan rasis.

Bila kejadiannya di wilayah terpencil, sulit untuk mendapatkan perhatian. Beda jika terjadi di wilayah perkotaan yang ramai dengan kehadiran media dan pengawasan publik.

Kesedihan mendalam yang dirasakan akibat kematian George Floyd di Amerika Serikat sudah sangat dipahami oleh masyarakat Aborigin di Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News