Percayalah, Masyarakat Aborigin Australia Paham Betul Penderitaan George Floyd

Australia sebenarnya juga memiliki selebriti pribumi, mulai dari bintang olahraga, musisi, aktor, penulis, dan sejumlah politisi. Namun mereka tidaklah sebanding dengan para influencer kulit hitam di Amerika.
Pesan-pesan para pesohor bisa menjadi semacam kitab suci dalam dunia yang serba terhubung saat ini.
Mereka berbicara dalam bahasa yang dipahami orang, dengan pengaruhnya mereka memberi tahu betapa kematian George Floyd tidak bisa dibenarkan dan orang harus bicara. Warga Australia pun melakukannya.
Tak tampak
Di Australia, kejadian serupa biasanya terjadi di tempat terpencil, asing bagi sebagian besar warga. Sebaliknya, kebanyakan penembakan terhadap orang kulit hitam terjadi di kota-kota besar Amerika.
Apakah pemahaman orang Australia mengenai kerusuhan di Pulau Palm pada tahun 2004 akan lebih jelas jika itu terjadi di kota besar?
Seorang pria Aborigin tewas dalam tahanan, memicu kerusuhan besar di sana. Apalagi, aparat yang melakukannya dibebaskan dari tuduhan pembunuhan.
12 tahun kemudian dalam kasus perdata, Pengadilan Federal memutuskan bahwa tindakan polisi tersebut merupakan tindakan rasis.
Bila kejadiannya di wilayah terpencil, sulit untuk mendapatkan perhatian. Beda jika terjadi di wilayah perkotaan yang ramai dengan kehadiran media dan pengawasan publik.
Kesedihan mendalam yang dirasakan akibat kematian George Floyd di Amerika Serikat sudah sangat dipahami oleh masyarakat Aborigin di Australia
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'
- Dunia Hari Ini: Barang-barang dari Indonesia ke AS akan Dikenakan Tarif 32 Persen
- Warga Indonesia Rayakan Idulfitri di Perth, Ada Pawai Takbiran
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana