Percepat Bangun PLTA, PLN Masih Terganjal Pembebasan Lahan

jpnn.com - JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus berupaya meningkatkan pelayanan untuk masyarakat. Salah satunya menyelesaikan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan 88 Mega Watt (MW).

PLTA Peusangan 88 MW ini rencananya akan menjadi pembangkit listrik terbesar di Aceh yang memanfaatkan energi baru terbarukan.

"Saat ini pembangunan PLTA telah mencapai 56,7 persen dan ditargetkan akan perkuat sistem Aceh pada 2019," ujar Manager Senior Public Relations PLN Agung Murdifi dalam siaran persnya, Senin (2/5).

Selain pembangunan PLTA Peusangan, PLN juga tengah membangun transmisi yang menjadi penghubung antara Bireuen dengan Takengon dan membangun jaringan distribusi di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Bireun.

Pembangunan jaringan distribusi itu saat ini sudah rampung 100 persen. Di mana pembangunan transmisi Bireun-Takengon merupakan bagian penting dalam proses penyaluran energi, yang nantinya akan dibangkitkan oleh PLTA Peusangan.

Hanya saja, dalam proses percepatan pembangunan pembangkit dan transmisi ini, perseroan mengalami kendala dalam pembebasan lahan. Hingga Maret tercatat, dari total 246 Ha lahan yang diperlukan, 209 Ha di antaranya telah dibebaskan.

"Sedangkan untuk SUTT 150 kV Bireun Takengon, dari 203 tower transmisi yang ditargetkan, sampai dengan April 2016 PLN baru berhasil membebaskan lahan untuk 119 tower transmisi, sementara 84 masih dalam proses pembebasan lahan," beber Agung.

"Beberapa permasalahan yang harus dihadapi dalam pembebasan lahan PLTA dan transmisi ini yakni sengketa kepemilikan tanah yang tak kunjung selesai dan penetapan harga tanah oleh apraisal baru selesai pada Juni 2015," imbuhnya.