Percepat Penanganan Kemiskinan Ekstrem Jateng, Ganjar Beri Arahan 17 Bupati
jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 17 Bupati mendapatkan arahan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkait percepatan penanganan kemiskinan ekstrem.
Hal itu disampaikan Ganjar dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Penanganan Kemiskinan Jawa Tengah, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Jateng.
Ganjar menginstruksikan 17 kepala daerah untuk menyinkronkan data agar penanganan kemiskinan di Jawa Tengah.
Adapun, 17 Kabupaten itu di antaranya Banyumas, Banjarnegara, Blora, Brebes, Cilacap, Pemalang, Purbalingga, Purworejo, Rembang, Sragen, Wonogiri, dan Wonosobo.. Kemudian Demak, Grobogan, Kebumen, Klaten, dan Magelang.
“Maka hari ini kami kejar, agar data mereka bisa masuk. Tadi ada yang menawar, saya minta waktu dua minggu. Enggak! Saya hanya kasih satu minggu saja, kalau enggak gitu nanti enggak cepet,” ujar Ganjar dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Selasa (14/2).
Di sisi lain, Ganjar menyebut sejumlah bupati telah melakukan berbagai langkah untuk mendapatkan data akurat soal tingkat kemiskinan, salah satunya adalah terjun langsung ke lapangan.
Kemudian, para bupati juga telah melaksanakan instruksinya, seperti optimalisasi Corporate Social Responsibility (CSR), bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), serta diaspora di kabupaten masing-masing.
"Nah ini contoh kreatif yang sudah ada, bahkan ada kabupaten yang mengembangkan. Makanya, Minggu depan, kami lihat progresnya lagi. Tak tagih terus,” ujar Ganjar.
Sebanyak 17 Bupati mendapatkan arahan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkait percepatan penanganan kemiskinan ekstrem.
- BMKG Minta Masyarakat Waspada Gelombang Tinggi di Selatan Jateng 1-4 Januari 2025
- Refleksi Akhir Tahun, Pj Gubernur Jateng Ungkap Capaian Kinerja 2024
- Kebun Gizi, Solusi Berkelanjutan Atasi Stunting di Morowali Utara
- Dorong Solusi Nutrisi & Kesehatan, Danone SN Hasilkan 50 Riset Sepanjang 2024
- Setelah 10 Jam Buruh Bertahan, UMSK & UMSP Jateng 2025 Ditetapkan
- Mendagri Tito Ungkap Ada Program Stunting Anggarannya Rp 10 M, tetapi Sampai ke Rakyat Rp 2 M