Percepatan Ekspor dan Diversifikasi Bawang Merah

Percepatan Ekspor dan Diversifikasi Bawang Merah
Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Spudnik Sujono, menyatakan tak ada impor bawang merah sejak 2016 sampai Oktober 2017. Foto dok humas Kementan

Peraih Satylancana Karya Satya XX ini juga menguraikan perkembangan impor bawang merah di tanah air. Pada 2014, volumen ekspor mencapai 74.903 ton dan berkurang menjadi 17.429 ton di 2015. Lantas, keran impor berhasil ditutup pada 2016 sampai sekarang. Malah, ada ekspor sebesar 735 ton.

"Jika ada bawang merah impor yang masuk ke pasar dalam negeri, maka perlu dipastikan kebenaran komoditas, informasi, dan legalitasnya," ucapnya.

Sebab, sejauh ini rekomendasi impor yang dikeluarkan pemerintah cuma untuk bawang bombai. Impor tersebut sesuai regulasi dan standar mutu yang diratifikasi bersama dalam Asean Standard for Onion.

Spudnik menambahkan, turunnya harga bawang merah turut dipengaruhi pertanaman bawang merah cenderung dilakukan bersamaan waktunya di banyak sentra produksi. Berdasarkan data pantauan harga Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura di minggu ketiga Juli 2017 sampai sekarang, cenderung stabil rendah. Harga di tingkat petani wilayah sentra menyentuh titik terendah Rp6.000-Rp8.000 per kilogram.

Menurutnya, hal tersebut terjadi, karena pasokan bawang merah tidak serta merta terdistribusi ke wilayah shortage lainnya. Sebab, wilayah penumbuhan lain telah mengembangkan bawang merah dan hanya mampu menyerap sedikit saja untuk menutupi kekurangan pasokan di pasar lokalnya. "Artinya, harga kembali menuju titik keseimbangan baru," terangnya.

Peraih gelar doktor dari Universitas Brawijaya itu mengaku, turunnya harga bawang merah di bawah batas bawah (foor price) yang ditetapkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 27 Tahun 2017, membuat semua pihak prihatin. Pemerintah, Spudnik menegaskan, tidak berdiam diri melihat fenomena tersebut. Satu bentuk upaya yang dilakukan ialah mendorong ekspor ke beberapa negara tetangga.

"Data ekspor dari bulan Januari-Agustus 2017, tercatat sebesar 1.782 ton. Beberapa waktu lalu, ekspor bawang merah dari Brebes sebesar 500 ton dari target 5.600 ton ke Thailand, dilanjutkan ekspor dari Surabaya," urainya.

Volume ekspor dari Surabaya ke Thailand dan Singapura mencapai 247,5 ton senilai US$436.500 (setara Rp4,7 miliar). Kamis (12/10/2017) kemarin, kembali ekspor bawang merah ke Timor Leste di perbatasan sebanyak 30 ton dari komitmen 200 ton. "Besok (14/10/2017), kami juga akan kembali ekspor ke negara tetangga dari Enrekang," tuturnya.

Perdagangan bawang merah kini sedang menuju titik keseimbangan baru yang ditandai dengan makin rendahnya fluktuasi dan menipisnya disparitas harga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News