Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN-USAID Gandeng Tanoto
jpnn.com, JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berkolaborasi dengan organisasi filantropi dan sejumlah perusahaan swasta untuk menekan prevalensi stunting yang ditargetkan 14% pada 2024.
Kepala BKKBN dokter Hasto mengatakan masalah kesehatan erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia (SDM). Indikator terdekatnya adalah stunting.
Hal tersebut juga kerap disampaikan Presiden Joko Widodo bahwa semua harus bekerja sama menciptakan generasi unggul untuk Indonesia maju.
“Seluruh pemerintah bergerak untuk meningkatkan human development index yang di dalamnya unsur kesehatan, pendidikan, dan pendapatan per kapita," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/9).
Kemudian, akhir-akhir ini indikator baru human capital index juga menjadi perhatian serius.
Sebab, baik di dalam human development index maupun human capital index, unsur kualitas SDM menjadi utama.
Hasto menjelaskan, stunting sangat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan dan pendidikan, karena dampaknya adalah kemampuan intelektual di bawah standar.
Hal itu akan menjadi masalah besar ketika Indonesia tengah menikmati manisnya bonus demografi.
BKKBN-USAID bersama Tanoto Foundation serta perusahaan swasta lainnya bersepakat untuk percepatan penurunan stunting di Indonesia
- Cegah Malnutrisi jadi Solusi Permasalahan Stunting di Indonesia
- Cegah Stunting untuk 1.000 Balita, PAM Jaya Raih Padmamitra Award 2024
- Dukung Pencegahan Stunting, Kalbe Farma Salurkan Bantuan Vitamin D ke Lombok Timur
- AIA & BCA Luncurkan Proteksi Jiwa Maksima, Hadirkan Uang Pertanggungan Hingga 315%
- Kemendagri-Kementerian Kependudukan Gelar Sosialisasi Pelaksanaan Anggaran DAK KB 2025
- Mendes Yandri Sebut Dana Desa 2025 Difokuskan untuk Atasi Kemiskinan hingga Stunting