Percetakan Uang Terancam E - Money

jpnn.com - JAKARTA - Kampanye cashless society atau masyarakat tanpa uang tunai memantik kekhawatiran industri percetakan uang kertas. Bukan hanya Indonesia, pabrikan uang kertas di Asia Pasifik juga memberikan perhatian khusus terhadap perubahan tren bertransaksi di masa depan itu.
"Untuk menghadapi perubahan ini, kami tengah menunggu roadmap cashless society oleh Bank Indonesia," ungkap Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mahmuddin Yasin setelah membuka konferensi ke-20 Percetakan Uang dan Bank Sentral di wilayah Semenanjung Pasifik di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Senin (21/10).
Konferensi yang diadakan setiap dua tahun tersebut dihadiri 15 negara anggota. Yakni, AS, Australia, Brasil, Tiongkok, Kolombia, Cile, Thailand, Filipina, Meksiko, Korea, Jepang, India, Hongkong, Kanada, dan Indonesia sebagai tuan rumah.
Pertemuan kali ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu Jakarta dan Bali, pada 20-26 Oktober. Mereka membahas desain uang kertas, metode produksi, peralatan, penelitian dan pengembangan, sistem distribusi, pencegahan pemalsuan, serta pertukaran informasi tentang kemungkinan perkembangan percetakan uang mengingat ambisi untuk cash lesh society.
Meski tantangan ada di depan mata, Presiden Direktur Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI) Prasetio optimistis permintaan uang kertas tetap tinggi. Hal tersebut juga telah dibuktikan di beberapa negara yang menggenjot cashless society. "Karena e-money (electronic money) cenderung digunakan kalangan menengah atas, uang kertas saya kira masih dibutuhkan. Apalagi, jangkauan di Indonesia itu besar," paparnya.
Di sisi lain, Peruri menargetkan pendapatan Rp 2,8 triliun pada 2014 atau naik 12 persen dibanding pendapatan 2013 yang diproyeksikan sekitar Rp 2,5 triliun. "Ekspansi bisnis diharapkan membuat perseroan bisa meningkatkan laba bersih menjadi Rp 280 miliar pada 2014. Sementara itu, laba bersih 2013 diproyeksikan Rp 250 miliar sampai Rp 260 miliar," jelasnya.
Tidak hanya itu, perusahaan percetakan uang pelat merah tersebut juga bakal melakukan aksi korporasi. Yakni, menuntaskan proses akuisisi sekitar tujuh persen saham negara di PT Kertas Padalarang pada kuartal pertama 2014. (gal/c18/sof)
JAKARTA - Kampanye cashless society atau masyarakat tanpa uang tunai memantik kekhawatiran industri percetakan uang kertas. Bukan hanya Indonesia,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Krakatau Steel Genjot Produksi Baja Tahan Gempa
- Membaca Ulang Arah Industri Baja Nasional Lewat Kasus Inggris
- Hari Ini Pemprov DKI Gratiskan Tarif Transjakarta Khusus Untuk Perempuan
- Iwan Sunito Siap Dukung Program 3 Juta Rumah Lewat Kolaborasi Swasta
- Rencana Impor Diklaim Tak Bakal Ganggu Swasembada Pangan Nasional
- Dirut Bank DKI Jamin Dana Nasabah Aman dan Non-tunai KJP Plus Tetap Lancar