Percikan Rusia-Ukraina Picu Perang Dunia Ketiga, G20 Mampu Jadi Peredam?
jpnn.com, JAKARTA - Founder Synergy Policies Dinna Prapto Raharja menilai peran Group of 20 (G20) terhadap konflik antara Rusia dengan Ukraina kurang strategis.
Pasalnya, secara prosedural, G20 tidak memiliki mandat langsung untuk mencegah potensi perang dunia ketiga yang muncul karena konflik ini.
Dosen Ilmu Hubungan Internasional di Bina Nusantara (Binus) University itu mengatakan akan ada langkah yang diambil jika konflik Rusia-Ukraina memanas.
Sebab, perang tersebut akan mengakibatkan terganggunya pasokan gas untuk Jerman dan beberapa negara Uni Eropa lainnya.
"Kelompok nega-negara yang bersinggungan secara teritorial dengan wilayah konflik Ukraina pasti akan saling bicara soal ini dalam forum pertemuan informal atau bilateral," kata Dinna kepada JPNN.com, Sabtu (19/2).
Dinna menyebut konflik Rusia-Ukraina adalah proxy war.
Amerika Serikat (AS) dan Rusia berperang di negara orang, yaitu di Ukraina dengan menggunakan tangan dari berbagai kelompok dan negara.
"Dalam situasi pandemi, kemungkinan masih bisa ada upaya melokalisasi konflik," ujar Dinna.
Founder Synergy Policies Dinna Prapto Raharja G20 tidak memiliki mandat langsung untuk mencegah potensi perang dunia ketiga
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Invasi Rusia Makin Brutal, Pengamat Soroti Penderitaan Warga Sipil Ukraina
- Menko Polkam Budi Gunawan jadi Tamu Kehormatan di National Day Federasi Rusia
- Rusia Nilai Indonesia Sangat Klop dengan BRICS
- Angkatan Laut Rusia Bakal Masuki Perairan Indonesia, Ada Misi Khusus Apa?
- Pidato Perdana Jadi Presiden, Prabowo Minta Indonesia Tidak Mudah Bangga Jadi Negara G20