Perda Dibatalkan, Daerah Bisa Menggugat ke MA, tapi Disarankan...
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Dirjen Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Sumarsono mempersilahkan daerah yang tidak setuju peraturan daerahnya dibatalkan menggugat ke Mahkamah Agung.
Namun sebelum langkah ke sana, daerah perlu mengetahui, ada mekanisme lain yang dapat ditempuh terlebih dahulu.
Misalnya terhadap perda tingkat kabupaten/kota yang dibatalkan, bisa menyatakan keberatan ke gubernur atau kemendagri terlebih dahulu. Untuk kemudian nantinya diproses, apakah keberatan dapat diterima. Sehingga perda tidak jadi dibatalkan.
"Silahkan saja menggugat ke MA, tapi sebaiknya dilihat dulu prosedurnya. Mau langsung MA juga boleh kalau diterima," ujar Sumarsono, Selasa (21/6).
Sumarsono mengakui, banyaknya perda yang dibatalkan juga imbas dari adanya 111 Permendagri yang ikut dicabut dari total 3.143 aturan yang dibatalkan.
Misalnya Permendagri terkait izin HO (Hinderordonnantie) atau surat keterangan yang menyatakan tidak ada keberatan dan gangguan terkait sebuah usaha yang dibangun. Ketika dibatalkan, otomatis perda yang menggunakan permendagri tersebut, juga dibatalkan.
"Jadi bahasanya dari segi undang-undang, perda atau aturan dicabut karena tidak sesuai dengan peraturan yang lebih tinggi yaitu permendagri yang baru dicabut," ujar Sumarsono.
Mantan Penjabat Gubernur Sulawesi Utara ini menegaskan, banyak permendagri dibatalkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Bukan karena bermasalah.
JAKARTA - Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Dirjen Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Sumarsono mempersilahkan daerah yang tidak setuju
- Ini Lho Isi Surat JAD soal Teror Bom Panci di Kampus Unpar, Cermati Kalimatnya
- Gus Imin Dukung Kemenag Bentuk Dirjen Pondok Pesantren
- Mengenal Jejak Sejarah Lagu Indonesia Raya di Hari Pahlawan
- Begini Penjelasan Ahli Hukum Bisnis soal Kerja Sama PT Timah dengan Swasta
- Nihayatul Wafiroh Kecam Perkosaan Disertai Pembunuhan Siswi MI di Banyuwangi
- Heboh, Surat Kaleng Ancaman Bom Beredar di Kampus Unpar Bandung