Perdagangan Antarpulau Jatim Surplus Rp 54 Triliun
jpnn.com, SURABAYA - Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah mengatakan, ekspor Jatim masih terpengaruh ketidakpastian kondisi ekonomi dunia.
Salah satunya adalah perlambatan ekonomi di Tiongkok.
“Jadi, sementara belum tahu pasti bagaimana perkembangan ekspor ke depan, Tapi, yang jelas, perdagangan domestik antarpulau meningkat,’’ ujar Difi, Minggu (23/4).
Berdasar data Kadin Jatim, perdagangan antarpulau Jatim pada tahun lalu tercatat surplus Rp 54 triliun.
Jumlah itu meningkat jika dibandingkan dengan surplus pada 2015 Rp 47 triliun. Sementara itu, nilai perdagangan Jatim pada tahun lalu mencapai Rp 290 triliun.
Kendalanya, lanjut Difi, tidak semua perdagangan antarpulau berjalan efisien. Supaya biaya transportasi dan logistik bisa efisien, tingkat keterisian kapal pulang-pergi harus terjaga.
Apalagi, kegiatan perdagangan itu bersifat business-to-business.
’’Dulu tidak atau jarang ada kapal yang balik dalam kondisi kosong. Nah, hal tersebut perlu dicermati bagaimana (perdagangan antarpulau) bisa lebih efisien. Namun, kami optimistis karena Jatim merupakan daerah produsen,’’ lanjut Difi.
Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah mengatakan, ekspor Jatim masih terpengaruh ketidakpastian kondisi ekonomi
- Bank Indonesia Perkuat Sinergi Keuangan Syariah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
- BI Dorong Ekosistem Halal Lifestyle untuk Kejar Potensi 2 Miliar Populasi Muslim Global
- Kemendag Apresiasi Rabu Hijrah dan BI atas Suksesnya Young Muslim Leader Forum
- Peradi Jalin Kerja Sama dengan BINS Untuk Beri Pembekalan ke Advokat
- BI Sebut Pedagang Harus Terima Tunai & Non-Tunai, Dirut TDC: Fitur Kuncinya
- Transformasi Digital Dinilai Penting Bagi BPR-BPRS