Perdamaian Ukraina Jadi Salah Satu Kunci Perbaikan Ekonomi Indonesia
Efek lanjutannya, sejak awal invasi Rusia, petani Indonesia membayar empat kali lebih mahal untuk beberapa jenis pupuk.
"Tentu saja, kemungkinan besar biaya ini akan diteruskan kepada konsumen dalam bentuk harga pangan yang naik lebih tinggi," katanya.
Ukraina bebas berdaulat, ekonomi Indonesia kian sehat
Sebelum invasi Rusia, perdagangan bilateral antara Indonesia dan Ukraina bernilai hampir USD 1,5 miliar.
Sejak perang berkecamuk, perdagangan Indonesia-Ukraina anjlok hingga 90 persen. Resolusi damai dari perang ini akan membuka kembali perdagangan, yang dapat menciptakan lapangan kerja baru, membantu menumbuhkan ekonomi Indonesia, dan meningkatkan penghasilan masyarakat.
Ada banyak sektor di mana perdagangan bilateral dan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Ukraina dapat berkembang, tetapi sektor pertanian dan teknologi informasi menawarkan peluang yang paling menarik.
Dikenal sebagai “keranjang roti dunia”, Ukraina adalah pengekspor gandum terbesar kelima di dunia. Indonesia adalah pasar kedua terbesar untuk Ukraina, senilai lebih dari USD 800 juta pada 2021. Impor gandum dari Ukraina membantu Indonesia memenuhi permintaan mie yang sangat besar.
Namun, penghancuran lahan pertanian Ukraina dan pemblokiran pelabuhan Ukraina telah mengganggu ekspor gandum dan memperburuk kerawanan pangan di banyak negara berkembang.
Segara Research Institute membeberkan fakta penting terkait dampak perang Rusia-Ukraina terhadap perekonomian Indonesia.
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
- Buka Peluang Pasar UMKM ke Luar Negeri, Bea Cukai Tingkatkan Sinergi Antarinstansi
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi