Perdana Menteri Australia Bela Keputusan Donasi Rp 4,44 Triliun
Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, bersikeras bahwa donasi pemerintahannya sebesar hampir setengah miliar dolar kepada yayasan swasta yang berhubungan dengan perusahaan-perusahaan sumber daya besar telah dilakukan secara transparan, meskipun badan itu sendiri tidak meminta uang.
Poin utama:
- Malcolm Turnbull membela transparansi donasi senilai $ 444 juta ( atau setara Rp 4,44 triliun) ke Yayasan Great Barrier Reef
- Pihak yayasan mengatakan itu adalah "kejutan mutlak" ketika pihaknya diberitahu bahwa mereka mendapatkan donasi
- Pihak yayasan bersikeras akan bertanggung jawab atas penggunaan donasi tersebut
Pada bulan April, Pemerintah Australia mengumumkan akan memberikan donasi kepada Yayasan Great Barrier Reef senilai $ 444 juta (atau setara Rp 4,44 triliun) untuk mendanai proyek-proyek guna meningkatkan kesehatan terumbu karang.
Yayasan itu hanya memiliki enam staf ketika diberitahu bahwa pihak mereka mendapatkan hibah besar, yang disebut direktur pelaksana yayasan, Anna Marsden, sebagai "kejutan mutlak".
Donasi sebesar $ 444 juta (atau setara Rp 4,44 triliun) itu adalah sumbangan terbesar Pemerintah Australia untuk yayasan swasta dalam sejarah Australia, dan Partai Buruh Australia menuntut penjelasan mengapa tidak ada tender sebelum donasi diberikan.
Pada hari Jumat (3/8/2018) PM Turnbull membela keputusan itu, menyebutnya sebagai "kontribusi dan investasi terbesar yang pernah diberikan untuk kesehatan Great Barrier Reef".
"Yayasan Great Barrier Reef adalah organisasi yang luar biasa, ini telah dilakukan sepenuhnya secara transparan," kata Turnbull.
"Ada hampir 100-halaman perjanjian antara Pemerintah dan yayasan ini mengenai bagaimana donasi akan diinvestasikan dan dibelanjakan, dan itu semua akan menjadi subyek pengawasan baik oleh Pemerintah dan kantor audit nasional Australia."
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata