Perdebatan Atribut Islam Nusantara ala Jokowi

Mau tidak mau, Islam Nusantara adalah Islam yang dicap sebagai sinkretis karena penerimaannya terhadap unsur-unsur budaya Jawa yang kental dengan warna Hindu dan Buddha.
Dalam prinsip tauhid, tentu saja sinkretisme tidak diberi tempat. Pemurnian akidah menjadi hal yang mutlak. Dikotomi antara sinkretis dan tauhid tidak akan mudah dikikis.
Yang penting adalah bagaimana keduanya bisa saling menghormati. Islam Nusantara ala Jokowi adalah Islam yang toleran, tidak hanya terhadap rembesan budaya, tetapi juga toleran terhadap iman yang lain sehingga Islam tetap harus bisa menerima kebhinekaan sebagai bagian dari sunnatullah.
Sudah jelas, Islam adalah rahmatan lilalamin, rahmat bagi seluruh alam. Itulah tantangan bagi umat Islam. Yakni, bagaimana umat Islam bisa menempatkan dirinya sebagai sumber rahmat bagi seluruh alam.
Ketika menjadi minoritas, Islam harus menunjukkan penghormatannya kepada yang mayoritas. Ketika menjadi mayoritas, Islam harus bisa mengayomi kelompok minoritas. Dengan begitu, Islam akan bisa menampilkan wajah sebagai sumber kebahagiaan bagi semesta alam. (opi/awa/jpnn)
Dhimam Abror Djurai
Ketua Harian KONI Jatim
ISLAM apakah yang kita peluk sekarang? Islam Nusantara, Islam Indonesia, Islam Jawa, Islam kosmopolitan, Islam liberal, Islam konservatif, atau Islam-Islam
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Alhamdulilah, Ibu Atun Akhirnya Bisa Mudik ke Kampung Halaman
- Angka Kecelakaan Mudik Turun, Anggota Komisi III Minta Semua Pihak Optimalkan Pelayanan
- Tol Jakarta-Cikampek hingga Cipali Siang Ini Lancar
- PalmCo Berkolaborasi Hadirkan Posko Mudik dengan Layanan Prima
- Arus Mudik Padat, Contraflow Berlaku di Tol Cipali dan Jakarta-Cikampek
- Salat Id di Wilayah Polres Priok Berjalan Khidmat Berkat Sinergi Masyarakat dan Aparat