Perdebatan Atribut Islam Nusantara ala Jokowi
Mau tidak mau, Islam Nusantara adalah Islam yang dicap sebagai sinkretis karena penerimaannya terhadap unsur-unsur budaya Jawa yang kental dengan warna Hindu dan Buddha.
Dalam prinsip tauhid, tentu saja sinkretisme tidak diberi tempat. Pemurnian akidah menjadi hal yang mutlak. Dikotomi antara sinkretis dan tauhid tidak akan mudah dikikis.
Yang penting adalah bagaimana keduanya bisa saling menghormati. Islam Nusantara ala Jokowi adalah Islam yang toleran, tidak hanya terhadap rembesan budaya, tetapi juga toleran terhadap iman yang lain sehingga Islam tetap harus bisa menerima kebhinekaan sebagai bagian dari sunnatullah.
Sudah jelas, Islam adalah rahmatan lilalamin, rahmat bagi seluruh alam. Itulah tantangan bagi umat Islam. Yakni, bagaimana umat Islam bisa menempatkan dirinya sebagai sumber rahmat bagi seluruh alam.
Ketika menjadi minoritas, Islam harus menunjukkan penghormatannya kepada yang mayoritas. Ketika menjadi mayoritas, Islam harus bisa mengayomi kelompok minoritas. Dengan begitu, Islam akan bisa menampilkan wajah sebagai sumber kebahagiaan bagi semesta alam. (opi/awa/jpnn)
Dhimam Abror Djurai
Ketua Harian KONI Jatim
ISLAM apakah yang kita peluk sekarang? Islam Nusantara, Islam Indonesia, Islam Jawa, Islam kosmopolitan, Islam liberal, Islam konservatif, atau Islam-Islam
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sebegini Angka Orang yang Menggunakan Motor ke Luar-Masuk di Jabodetabek pada H+3 Lebaran
- KAI Pastikan Tiket Kereta Masih Ada Selama Lebaran 2024
- Tol Bocimi Difungsikan untuk Urai Kemacetan ke Arah Jakarta
- Korlantas Polri Sebut Jumlah Kecelakaan Selama Lebaran 2024 Menurun
- Lebaran di Manado Tanpa Ketupat, Rendang & Opor Ayam Jadi Favorit
- Hari Ini Sampai 14 April Akan Diterapkan Ganjil Genap di Tol Japek-Kalikangkung