Peredaran Kosmetik Palsu Kian Mengkhawatirkan
Selasa, 28 September 2010 – 20:02 WIB
JAKARTA - Pemalsuan produk kosmetika di Indonesia dinilai semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan catatan Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), akibat pemalsuan itu kerugian keuangan yang ditanggung masyarakat mencapai Rp 4,41 triliun. Sementara kerugian akibat pemakaian kosmetik palsu pada kesehatan tubuh tidak terhitung lagi.
Hal itu diungkapkan Ketua Bidang Hukum MIAP, Bambang Sumaryanto, dalam diskusi bertema "Edukasi Konsumen untuk Meminimalisasi Pemalsuan Kosmetik" di Universitas Atmajaya, Jakarta, Selasa (28/9). Menurut Bambang, kosmetik menempati posisi teratas sebagai obyek pemalsuan. "Pemalsuannya mudah dan para pemalsunya malah lebih kreatif dalam membuat kemasan ketimbang produk asli. Pemalsuannya pun mudah, cukup pesan ke China, dikirim kosmetiknya," ujar Bambang.
Baca Juga:
Dalam diskusi yang diselenggarakan atas kerjasama Sekretariat Istana Wakil Presiden dengan MIAP, Asosiasi Konsultan Hak Kekayaan Intelektual (AKHKI) dan Fakultas Hukum Universitas Atmajaya itu, Bambang juga mengatakan, tak hanya produk palsu yang perlu dikhawatirkan. Produk kosmetik yang tidak berlabel Badan Pengawas obat dan Makanan (BPOM) juga harus diwaspadai.
"Meski yang dijual asli, tapi kalau tanpa label POM maka biasanya penjual akan mencampurnya dengan produk palsu. Lama-kelamaan konsumen tidak tahu kalau itu palsu karena tahunya yang dijual produk asli," tandas Bambang.
JAKARTA - Pemalsuan produk kosmetika di Indonesia dinilai semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan catatan Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP),
BERITA TERKAIT
- Kinerja Pelayanan Publik Pemprov Jateng Diganjar Penghargaan dari ORI
- Jurus Mendes Yandri Atasi 3.000 Desa yang Masih Tertinggal
- 5 Berita Terpopuler: Honorer 32 Tahun Gagal Tes PPPK, Semoga RUU ASN Menjadi Penyelamat
- Pengusaha Surabaya Suruh Siswa Sujud & Menggonggong Sudah Ditangkap, Begini Tampangnya
- 50 Menteri dan Wamen Belum Menyerahkan LHKPN, Siapa Saja ya?
- Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini 15 November 2024: Pagi Sudah Berawan Tebal