Perekonomian Membaik, Hypermarket Bangkit
Selasa, 14 September 2010 – 07:07 WIB
KETIKA krisis melanda perekonomian global pada 2008, ritel level tertinggi atau hypermarket yang berada di atas supermarket dan minimarket, terkena imbasnya. Investasi dan penjualan di pusat perbelanjaan ini menjadi tidak bergairah. Mulai akhir tahun ini hypermarket coba berbenah. Ekspansi Hypermarket pada saat krisis global juga menjadi tersendat. Menurut Yongky, rata-rata pemain besar di bidang ini paling hebat hanya bisa memenuhi setengah dari targetnya. "Jadi misalnya targetnya 10 toko per rantai (Matahari, Carrefour, dan lainnya, Red.), bisa setengahnya saja sampai tahun kemarin itu sudah hebat," ujarnya.
Pada saat krisis global, konsumen, khususnya di Indonesia, memang tetap menganggarkan dananya untuk berbelanja ke pasar modern. Tetapi lebih memilih ke format sedang (supermarket) atau kecil (minimarket).
Baca Juga:
Adapun belanja sambil rekreasi dengan keluarga seperti yang biasa dilakukan di hypermarket, tidak lagi bergairah seperti tahun sebelumnya. "Belanja tetap dilakukan konsumen saat krisis global terjadi. Tetapi belanjanya sambil agak prihatin. Banyak yang dibatasi seperlunya saja," kata Director Retailer Service The Nielsen Company Indonesia, Yongky Surya Susilo, kepada Jawa Pos, Senin (13/9).
Baca Juga: