Perempuan Aborigin Suarakan Masalah Kekerasan Keluarga

Anggota lain dari kelompok tersebut yang juga hadir sudah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.
Jumlah perempuan dari suku Aborigin dan Torres Strait Islander yang dibunuh oleh pasangan mereka sendiri dua kali lipat lebih banyak dari jumlah perempuan Australia lain yang menjadi korban. Angka ini didapat dari sebuah penelitian yang dikeluarkan oleh Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Australia bulan Februari lalu.
Para perempuan ini memulai pawai dengan melewati pusat Alice Springs tahun lalu. Mereka mendesak lebih banyak perhatian media dan pemerintah soal kematian dan serangan serius terhadap wanita Pribumi di Australia Tengah.

'Kami ingin Pemerintah mendengar'
Senator untuk Kawasan Australia Utara dari Partai Buruh, Malarndirri McCarthy memuji para perempuan tersebut karena keberanian mereka. Ia mengatakan masing-masing memiliki "cerita pribadi soal kekerasan yang dialaminya:.
"Mereka telah melalui banyak hal. Secara emosional mereka telah menanamkan pandangan soal apa yang ingin mereka lihat untuk mereka sendiri dan anak-anak serta cucu-cucu mereka," katanya.
"Ini sekelompok orang yang datang dari sebuah pemukiman d Alice Springs, mengalami insiden kekerasan keluarga yang paling mengerikan sehari-hari, dan mereka mau melakukan sesuatu untuk masalah ini."
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya