Perempuan Afghanistan Menanti Jawaban: Taliban Kelompok Kesatria atau Gerombolan Pria Gombal?
Direktur Eksekutif Pusat Pengembangan Kecakapan Perempuan Afghanistan Mahbouba Seraj menganggap dekret itu merupakan wujud langkah sangat besar yang diambil oleh Taliban.
"Ini pertama kalinya mereka membuat dekret seperti ini," kata Seraj, saat berbicara dalam panel konferensi Reuters Next pada awal Desember.
Seraj mengatakan bahwa, bahkan sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus, politisi-politisi Afghanistan sebenarnya juga bergulat untuk membuat suatu kebijakan yang jelas soal hak perempuan seputar pernikahan.
"Sekarang yang harus kami lakukan sebagai perempuan di negara ini adalah bahwa kami harus memastikan kebijakan ini dilaksanakan dan diwujudkan," kata Seraj, yang mengelola tempat penampungan bagi perempuan-perempuan rentan.
Roya Rahmani, mantan duta besar Afghanistan untuk Amerika Serikat, juga menyuarakan optimismenya bahwa sikap Taliban soal perempuan akan semakin berubah.
"Suatu hal yang luar biasa jika itu benar-benar diterapkan," kata Rahmani kepada panel Reuters Next.
Ia melihat penerbitan dekret itu merupakan upaya Taliban untuk meredakan ketakutan internasional atas rekam jejak kelompok itu tentang hak-hak perempuan --pada saat pemerintahan Taliban berusaha mendapatkan aliran dana.
"Ini adalah langkah yang sangat cerdas dari pihak Taliban pada saat ini karena salah satu berita yang menarik perhatian Barat adalah fakta bahwa anak-anak perempuan dijual sebagai properti kepada orang lain untuk memberi makan anggota keluarga lainnya," kata Rahmani.
Selama Taliban berkuasa di Afghanistan dari 1996 hingga 2001, perempuan mengalami aturan garis keras yang dianut kelompok tersebut
- Menlu Retno Perjuangkan Ekonomi Inklusif demi Kemajuan Afghanistan
- Prabowo-Gibran Bertekad Menjaga Perlindungan Hak Perempuan, Anak, dan Disabilitas
- Peringati Sebad Diniyyah Putri, Anies Mengagumi Perjuangan Rahmah El Yunusiyah
- Ingin Gusur Taliban, Front Perlawanan Nasional Afghanistan Harapkan Bantuan Israel
- API Kembali Apresiasi Para Pemimpin Perempuan di Berbagai Bidang
- Meski Tak Akui Taliban, Indonesia Tetap Kirim 10 Juta Vaksin Polio ke Afghanistan