Perempuan Arab Saudi Sudah Mendapatkan Lebih Banyak Hak

Ketika Fatimah Almathami yang bekerja sebagai konsultan IT meneruskan pendidikannya di Brisbane, Australia, banyak orang menanyakan apakah Arab Saudi merupakan tempat tinggal yang aman untuk perempuan.
Ironisnya, yang dirindukan Fatimah dari negara asalnya adalah bagaimana ia merasakan amannya berjalan di malam hari bersama teman-temannya.
"Saya sebenarnya tidak menyalahkan mereka," katanya.
Menurutnya, orang-orang di Australia yang ditemuinya memang hanya pernah membaca tentang hal-hal negatif tentang Arab Saudi.
Sejak aksi unjuk rasa untuk memperjuangkan hak perempuan meluas di Iran dengan beberapa daerah mengalami kekacauan setelah revolusi, Arab Saudi diam-diam mereformasi hukum represif dan mendorong rencana pembangunan besar-besaran di tengah rencana pembukaan pariwisatanya.
Dalam beberapa tahun terakhir, aturan berpakaian, pembatasan berdasarkan gender dan larangan bagi perempuan untuk mengemudi sudah dihapuskan.
Sistem perwalian, yang melarang perempuan bepergian atau bahkan meninggalkan rumah tanpa ditemani pria juga sudah tidak berlaku.
Berdasarkan kunjungan ke Arab Saudi baru-baru ini, banyak petugas perbatasan, pemandu wisata adalah perempuan.
Mahasiswi Arab yang kuliah di Australia terkejut mendengar kesan negatif tentang negaranya
- 2 Kartu Merah, Uzbekistan Juara Piala Asia U-17 2025
- Perkuat Hubungan Dua Negara, Mohsein Saleh Al Badegel Pertemukan Bamsoet & KADIN Saudi
- MIND ID Terima Kunjungan Menteri Perindustrian dan SDM Arab Saudi di Indonesia
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Kementerian P2MI Memfasilitasi Kepulangan 124 Pekerja Migran dari Arab Saudi