Perempuan Arab Saudi Sudah Mendapatkan Lebih Banyak Hak
Ketika Fatimah Almathami yang bekerja sebagai konsultan IT meneruskan pendidikannya di Brisbane, Australia, banyak orang menanyakan apakah Arab Saudi merupakan tempat tinggal yang aman untuk perempuan.
Ironisnya, yang dirindukan Fatimah dari negara asalnya adalah bagaimana ia merasakan amannya berjalan di malam hari bersama teman-temannya.
"Saya sebenarnya tidak menyalahkan mereka," katanya.
Menurutnya, orang-orang di Australia yang ditemuinya memang hanya pernah membaca tentang hal-hal negatif tentang Arab Saudi.
Sejak aksi unjuk rasa untuk memperjuangkan hak perempuan meluas di Iran dengan beberapa daerah mengalami kekacauan setelah revolusi, Arab Saudi diam-diam mereformasi hukum represif dan mendorong rencana pembangunan besar-besaran di tengah rencana pembukaan pariwisatanya.
Dalam beberapa tahun terakhir, aturan berpakaian, pembatasan berdasarkan gender dan larangan bagi perempuan untuk mengemudi sudah dihapuskan.
Sistem perwalian, yang melarang perempuan bepergian atau bahkan meninggalkan rumah tanpa ditemani pria juga sudah tidak berlaku.
Berdasarkan kunjungan ke Arab Saudi baru-baru ini, banyak petugas perbatasan, pemandu wisata adalah perempuan.
Mahasiswi Arab yang kuliah di Australia terkejut mendengar kesan negatif tentang negaranya
- Pemilik Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Minta Lebih Diperhatikan
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Dipecat Arab Saudi, Roberto Mancini CLBK dengan Timnas Italia?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Arab Saudi dan Pelatih Barunya di Mata Shin Tae Yong
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter