Perempuan Asal Indonesia Dituduh Berkali-kali Lakukan Penipuan di Australia
Olivia mengatakan mengirimkan uang sebanyak AU$1,550 (Rp16,4 juta) kepada rekening "bisnis" tersebut dan mengaku belum menerima barangnya sampai hari ini.
Olivia mengatakan ia pernah meminta 'tracking number' untuk melihat posisi barang yang ia beli, namun baru mendapat tanggapan satu minggu kemudian.
Setelah beberapa kali menanyakan kepada Australia Post, Olivia mengatakan baru menyadari bahwa nomor yang diberikan kepadanya adalah palsu.
"Ketika saya menanyakan kepadanya, dia menulis alasan yang panjang sekali, mengatakan bahwa karena COVID, ada keterlambatan pengiriman barang," kata Olivia dalam wawancara via telepon Jumat lalu (21/08).
Setelah itu, akun yang menurut Olivia adalah milik Putry tersebut menghapusnya dari daftar pengikut dan tidak pernah menghubunginya lagi.
Menurut Olivia yang juga mendengar dari orang yang mengaku sebagai korban, Putry seringkali meminta pembeli untuk mengirimkan uang ke akun bank yang berbeda-beda.
Menurut informasi situs Scamwatch, kejadian yang dikatakan oleh Olivia masuk dalam kategori penipuan belanja online.
Lembaga pengawas Scamwatch di Australia mengeluarkan data terbaru soal kasus penipuan, termasuk pencurian informasi pribadi yang tahun ini meningkat 55 persen dibandingkan tahun lalu
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan