Perempuan Asal Indonesia Dituduh Berkali-kali Lakukan Penipuan di Australia

Perempuan Asal Indonesia Dituduh Berkali-kali Lakukan Penipuan di Australia
Warga Australia, termasuk dari kalangan migran, didorong untuk melapor ke Scamwatch tanpa perlu malu atau bersalah, jika merasa jadi korban penipuan. (Pexels: Andrea Piacquadio)

"Mereka tidak tahu siapa identitas Putry sebenarnya. Ketika saya transfer uang kan otomatis di rekening mereka tertera nama saya," kata Subaedah.

"Di situ mereka langsung menuduh saya, dilaporkan ... saya stress jadinya. Saya SMS Putry, dan dia cuma iya-iya saja, tapi tidak melakukan apa-apa."

Akibat peristiwa yang menurutnya terjadi di bulan Juni lalu ini, Subaedah yang awalnya berteman dekat dengan Putri sejak tahun 2018, mengatakan ia sempat tidak napsu makan dan susah tidur selama tiga hari.

"Saya sempat stress, karena kan tidak tahu apa-apa, niat menolong, tapi kena dan dituduh orang. Saya merasa tidak aman, buat diri saya sendiri dan anak-anak saya."

Perempuan Asal Indonesia Dituduh Berkali-kali Lakukan Penipuan di Australia Photo: Wakil Ketua ACCC mendorong komunitas manapun di Australia untuk tidak malu atau takut melaporkan penipuan yang mereka alami. (ABC News: Gemma Hall)

 

Imbauan melaporkan tindakan bagi komunitas Indonesia

Olivia dan Subaedah tergabung dalam kelompok Facebook yang dibentuk oleh Yulie de Groot, warga Indonesia di Newcastle, yang mengaku pernah menggunakan jasa pengiriman uang Putry.

Maret lalu, Yulie mengatakan sempat menitipkan uang pada Putry, yang pertama kali menawarkan jasa tersebut kepada Yulie lewat Facebook Messenger, untuk dikirimkan ke Indonesia.

Tiga hari setelah mengirim uang kepada rekening Australia Putri, ia mengatakan uang tersebut belum sampai kepada rekening penerima uang Yulie di Indonesia.

Lembaga pengawas Scamwatch di Australia mengeluarkan data terbaru soal kasus penipuan, termasuk pencurian informasi pribadi yang tahun ini meningkat 55 persen dibandingkan tahun lalu

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News