Perempuan Australia di Industri Video Game Eropa
Dua perempuan asal Australia, Siobhan Reddy dan Rebecca Fernandez, kini meniti karirnya dalam industri video game dunia.
Ketika krisis keuangan global melanda di akhir tahun 2000-an, perekonomian Australia juga memburuk dan berpengaruh ke industri video game.
Kuatnya nilai tukar dolar Australia ketika itu menjadikan investasi asing menurun, dan beberapa studio terkenal terpaksa gulung tikar.
Beberapa desainer, produser dan coder dari Australia kemudian memutuskan ke luar negeri guna memanfaatkan industri video game di negara lain untuk pengembangan karir mereka.
"Saya tidak pernah bekerja di manapun di industri ini dimana selalu saja ada beberapa warga Australia di dalamnya," kata Siobhan Reddy, salah seorang pendiri studio pengembangan video game Media Molecule yang berada di Inggris.
Rebecca Fernandez seorang membuat program video game juga di Inggris, pernah belajar di University of Wollongong (NSW) dan memiliki studio game independen dengan teman-temannya sebelum pindah dari Australia.
"Jelas sekali ada banyak kemungkinan bekerja di Eropa," katanya.
Dua perempuan asal Australia, Siobhan Reddy dan Rebecca Fernandez, kini meniti karirnya dalam industri video game dunia.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata