Perempuan di Bawah 25 Tahun Paling Banyak Kehilangan Pekerjaan Semasa Pandemi
"Mereka bekerja di bidang ritel, hospitality [industri layanan jasa makanan dan minuman], di bidang seni, dan ini adalah sektor-sektor yang paling terpengaruh," katanya kepada ABC.
Direktur Eksekutif AIIW, Julie Reilly khawatir dengan dampak jangka panjang dari hilangnya pekerjaan tersebut.
"Pandemi bisa menunda masuknya perempuan ke dunia kerja sekitar satu tahun," katanya.
"Pandemi sudah menciptakan risiko besar bagi masa depan ekonomi para perempuan muda di Australia dan semakin mengancam kesetaraan gender yang sudah diperjuangkan selama puluhan tahun terakhir."
Kelompok migran lebih terpengaruh lagi
Laporan juga mengatakan para migran muda, baik perempuan dan laki-laki, juga paling tinggi terpengaruh secara ekonomi oleh pandemi di Australia.
Yang paling terpengaruh adalah perempuan muda dari yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris. 45 persen dari mereka kehilangan pekerjaan di bulan Mei 2021.
Halima, perempuan berusia 24 tahun yang tinggal di Melbourne, tiba di Australia dari Kenya lima tahun lalu.
Dia sedang belajar untuk mendapatkan sertifikat di bidang masakan komersial dan bekerja sedikitnya lima hari seminggu sebelum pandemi, tapi kemudian pekerjaannya berkurang.
Sekitar delapan persen dari angkatan kerja di Australia adalah perempuan berusia antara 15 sampai 24 tahun
- Menko Airlangga & Dubes Australia Bertemu, Kedua Negara Bahas Sejumlah Agenda Penting
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis