Perempuan di Bawah 25 Tahun Paling Banyak Kehilangan Pekerjaan Semasa Pandemi
"Kadang saya hanya dapat kerja satu hari, bahkan hanya satu atau dua shift," kata Halima kepada ABC.
"Sebelum COVID, saya bisa mendapat lima atau enam shift."
Karena itu Halima harus bekerja di sebuah pabrik untuk pekerjaan kedua demi mendapatkan tambahan penghasilan.
Ia mengatakan keadaannya "sangat sulit" dan rindu untuk bisa bekerja dan mengejar impiannya bekerja di dapur penuh waktu.
"Saya merasa sedih karena kadang saya hanya duduk di rumah seharian dan kami tidak bisa melakukan apa pun," kata Halima.
Kesulitan mendapatkan kerja yang aman dan permanen
ABC juga berbicara dengan belasan pekerja muda yang merasa bahwa selama masa pandemi mereka merasa dieksploitasi oleh tempat mereka bekerja.
Beberapa seperti misalnya Mimi, asal Melbourne yang berusia 23 tahun. Ia mengatakan merasa tidak aman bekerja di sebuah restoran makanan cepat saji sehingga memutuskan untuk berhenti.
"Mereka meminta kami bekerja juga seperti petugas keamanan untuk menangani mereka yang tidak mengenakan masker atau tidak mau memindai QR code," katanya.
Sekitar delapan persen dari angkatan kerja di Australia adalah perempuan berusia antara 15 sampai 24 tahun
- Menko Airlangga & Dubes Australia Bertemu, Kedua Negara Bahas Sejumlah Agenda Penting
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis