Perempuan Indonesia Dituduh Menipu Warga Australia untuk Investasi Vila di Bali
Kontrak yang tidak pernah ditandatangani
Chris mengatakan telah menandatangani apa yang seharusnya menjadi perjanjian antara dirinya dan Putry pada Mei tahun lalu.
Namun, Chris mengatakan Putry tidak pernah menandatangani perjanjian tersebut, meski ia "terus-menerus mengirim pesan" untuk menanyakannya.
Pada bulan Juli tahun lalu, setelah mengirim uang sekitar AU$33.000 (sekitar Rp330 juta), Chris mengatakan kesulitan menghubungi Putry.
"Ia mengirim alasan setiap hari dan mengatakan ia sakit, dirawat di rumah sakit selama dua minggu karena vertigo," katanya.
Chris mengatakan Putry memberitahunya kalau ia akan mengurus "vila" tersebut dengan bantuan agen.
"Saya berulang kali menanyakan rincian kontak agen tersebut dan tidak pernah menerimanya," katanya.
Alana terus meminta Putry mengirimkan laporan keuangan terkait vila tersebut, yang mencantumkan alamatnya.
"Setelah kami punya alamatnya, teman saya mendatangi [alamat yang dicantumkan] dan tidak ada apa-apa di sana," katanya kepada ABC.
Dua warga Australia mengklaim mereka adalah korban penipuan investasi vila di Bali setelah melakukan uang transfer lebih dari AU$120
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Pelaku Utama Laboratorium Narkotika Rahasia di Bali Asal Ukraina
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Usai Bercerai dari Andrew Andika, Tengku Dewi Bakal Menetap di Bali?
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing