Perempuan Ini Perintahkan Militernya Membalas Setiap Serangan Korea Utara
jpnn.com - SEOUL - Presiden Korea Selatan Park Geun-hye telah mengambil sikap tegas terkait ketegangan negaranya dengan Korea Utara beberapa hari ini. Di bawah tekanan ultimatum dari Utara, Presiden Park malah menginstruksikan tentaranya mengambil sikap tegas.
"Kami tidak akan pernah memberikan toleransi terhadap setiap provokasi Korea Utara yang bisa membahayakan keselamatan tentara kami dan tentu masyarakat Korea Selatan," tandas presiden wanita berusia 63 tahun ini, seperti dilansir dari Yonhap, Jumat (21/8).
Park juga telah mengeluarkan perintah langsung kepada pasukan militernya untuk meningkatkan kesiapan menghadapi segala bentuk provokasi Korea Utara.
"Dia memerintahkan militer Korea Selatan untuk secara menyeluruh dan tegas membalas aksi provokasi Korea Utara," imbuh juru bicara kepresidenan, Min Kyung Wook.
Korea Selatan saat ini sedang 'di bawah' ultimatum 48 jam, untuk mengakhiri perang psikologis dan membongkar pengeras suara di sepanjang perbatasan yang menyuarakan propaganda anti-Pyongyang. Bila ultimatum yang akan berakhir Sabtu (22/8) sore waktu setempat itu tak dilakukan Selatan, Utara mengancam melakukan aksi militer.
Namun dengan berbagai perkembangan terkakhir, termasuk ketegasan Presiden Park, konfrontasi terburuk bisa saja terjadi. Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un telah memerintahkan pasukannya di garis depan untuk siap tempur dan mengeluarkan status kondisi ini di level semi-perang. (adk/jpnn)
SEOUL - Presiden Korea Selatan Park Geun-hye telah mengambil sikap tegas terkait ketegangan negaranya dengan Korea Utara beberapa hari ini. Di bawah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan