Perempuan Keturunan Asia di Australia Jadi Target Aksi Pelecehan Seksual dan Rasial

Berbagai insiden ini terjadi bersamaan dengan cara dia dibesarkan dan identitas budaya yang dirasakannya.
"Rasisme dan perundungan dianggap normal, mendapat kata-kata makian juga dianggap normal, jadi pelecehan seksual juga dianggap normal?" ujarnya.
Pengalaman Holly Tang ini terjadi juga pada banyak perempuan, menurut sebuah laporan mengenai pelecehan di jalan-jalan yang terjadi di negara bagian Victoria.
Laporan dari lembaga advokasi bernama It's Not A Compliment (INAC) ini disusun dari hasil survei terhadap 343 responden yang mengalami pelecehan di jalan.
Bentuknya mulai dari panggilan mesra, siulan genit, diklakson mobil hingga disentuh di tempat umum.
Disebutkan, 91,4 persen yang mengalami pelecehan itu adalah perempuan, 89 persen di antaranya bermotif seksual.
Sekitar 25 persen korban merupakan perempuan bukan berkulit putih, kebanyakan dari Asia Tenggara disusul Asia Selatan, dan Asia Timur.
Asia Tenggara adalah mencakup negara ASEAN, Asia Selatan berasal dari India, Pakistan dan Bangladesh, sementara Asia Timur merujuk pada Korea Selatan, Jepang dan Tiongkok.
Sebuah laporan terbaru di Australia menyebutkan banyak perempuan mengalami pelecehan seksual di jalan-jalan namun ketika melapor ke pihak berwajib, mereka malah kecewa
- RS Persada Angkat Bicara soal Kasus Dokter AYP Melecehkan Pasien, Dukung Proses Hukum
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Usut Dugaan Pelecehan Oknum Dokter di Malang, Polisi Kumpulkan Alat Bukti
- Polisi Usut Dugaan Pelecehan Seksual oleh Oknum Dokter di Malang
- Oknum Dokter Terduga Pelaku Pelecehan Seksual di Malang Dipolisikan Korban