Perempuan Keturunan Asia di Australia Jadi Target Aksi Pelecehan Seksual dan Rasial

Perempuan Keturunan Asia di Australia Jadi Target Aksi Pelecehan Seksual dan Rasial
Sebuah laporan terbaru mengatakan pelecehan di jalanan di Melbourne sebagian besar dialami perempuan Asia. (ABC News: GFX/Jarrod Fankhauser)

Natasha Sharma dari INAC menjelaskan meski data ini terbatas, namun informasinya menunjukkan bahwa pelecehan di jalanan itu tidak hanya karena faktor jenis kelamin,  namun juga ada faktor ras.

Dia mengatakan apa yang dialami oleh perempuan Asia berbeda dengan apa yang dialami perempuan berkulit putih karena adanya faktor ras.

Dalam sebuah laporan ke INAC, seorang perempuan mengaku didekati oleh seorang pria di jalan yang mengatakan "saya suka perempuan berkulit coklat, saya tidak rasis" dan "saya suka kalau bisa mendapatkan kamu".

"Kami coba menunjukkan bahwa pelecehan di jalan-jalan memiliki bentuk yang beraneka ragam, tak sekadar apa yang biasa kita sebut pelecehan secara umum," kata Natasha.

Laporan INAC menunjukkan bahwa pada umumnya insiden pelecehan di jalan menurun selama lockdown COVID-19.

Namun pelecehan terhadap perempuan Asia terus berlanjut. Pelecehan bernada seksual menurun namun yang bernada rasial terus berlanjut.

6,1 persen responden menghadapi peningkatan pelecehan dalam hubungan dengan pandemi, dengan mayoritas adalah dari kalangan Asia.

Sarah Tan seorang seniman asal Malaysia yang sekarang tinggal di Melbourne mengatakan bahwa ketika dia pindah dari Sydney bulan Maret lalu, salah seorang pekerja yang mengurusi barang-barangnya mengatakan salah satu perabotannya "pasti terkena COVID".

Sebuah laporan terbaru di Australia menyebutkan banyak perempuan mengalami pelecehan seksual di jalan-jalan namun ketika melapor ke pihak berwajib, mereka malah kecewa

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News