Perempuan Keturunan Asia di Australia Jadi Target Aksi Pelecehan Seksual dan Rasial

Ketika ABC mengontak perusahaan yang mengurusi perpindahan tersebut, wartawan ABC diminta untuk "memperbaiki bahasa Inggrisnya" dan mengatakan polisi akan mendapat laporan soal panggilan telepon tersebut.
Sarah mengatakan selain karena latar belakang etnisnya, dia merasa mendapat perlakuan demikian karena dia seorang perempuan.
Laporan INAC ini sejalan dengan apa yang dilaporkan Aliansi Asia Australia (AAA) mengenai rasisme terhadap warga Asia di Australia yang mengatakan 66 persen responden yang mengalami adalah perempuan.
Erin Chew dari AAA mengatakan kebanyakan insiden yang dialami perempuan Asia terjadi di toko, tempat parkir pusat perbelanjaan, dan saat mereka mereka sedang berjalan.
"Data menunjukkan bahwa perempuan Asia menjadi target yang mudah jadi sasaran bagi pelecehan rasial di Australia," kata Erin.
Laporan INAC juga menyebutkan sebelum COVID-19, sekitar 25 persen responden mengaku mendapat pelecehan publik beberapa kali dalam sebulan.
Dari yang melaporkan insiden tersebut, lebih dari 90 persen mengatakan tidak puas dengan hasil laporan mereka.
Natasha dari INAC mengatakan banyak pelapor merasa tidak aman atau percaya diri untuk melaporkan ke polisi, dan yang lain mengatakan pelaporan tidak efektif menyelesaikan masalah.
Sebuah laporan terbaru di Australia menyebutkan banyak perempuan mengalami pelecehan seksual di jalan-jalan namun ketika melapor ke pihak berwajib, mereka malah kecewa
- RS Persada Angkat Bicara soal Kasus Dokter AYP Melecehkan Pasien, Dukung Proses Hukum
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Usut Dugaan Pelecehan Oknum Dokter di Malang, Polisi Kumpulkan Alat Bukti
- Polisi Usut Dugaan Pelecehan Seksual oleh Oknum Dokter di Malang
- Oknum Dokter Terduga Pelaku Pelecehan Seksual di Malang Dipolisikan Korban