Perempuan Keturunan Asia di Australia Jadi Target Aksi Pelecehan Seksual dan Rasial

"Polisi tidak mendapatkan pelatihan memadai untuk mengurusi insiden seperti ini," kata Natasha.
Holly Tang yang melaporkan kejadian ke Kepolisian New South Wales di tahun 2015 merasa kecewa dan semakin trauma setelah itu.
"Saya langsung ke kantor polisi, namun tak menyadari bahwa saya akan berada di sana selama dua tiga jam untuk menceritakan kejadian," katanya.
"Saya juga tak menyadari harus membuka baju agar polisi bisa mengambil foto. Pengalaman itu saja sangat traumatis," ungkapnya.
Satu setengah tahun kemudian, polisi menyatakan sudah menutup kasus yang dilaporkan Holly karena tak bisa menemukan pelakunya.
Juru bicara polisi menyatakan, "Kepolisian NSW memperlakukan semua laporan kejadian secara serius dan kami mendorong siapa saja yang memiliki informasi mengenai tindakan penyerangan apapun untuk melapor ke polisi."
Holly mengatakan sekarang dia berusaha semaksimal mungkin agar putrinya yang berusia empat tahun tidak mengalami apa yang pernah dialaminya.
"Saya berharap anakku yang setengah bule, setengah Asia ini lebih mirip bapaknya, sehingga dia tidak menjadi sasaran," katanya.
Sebuah laporan terbaru di Australia menyebutkan banyak perempuan mengalami pelecehan seksual di jalan-jalan namun ketika melapor ke pihak berwajib, mereka malah kecewa
- RS Persada Angkat Bicara soal Kasus Dokter AYP Melecehkan Pasien, Dukung Proses Hukum
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Usut Dugaan Pelecehan Oknum Dokter di Malang, Polisi Kumpulkan Alat Bukti
- Polisi Usut Dugaan Pelecehan Seksual oleh Oknum Dokter di Malang
- Oknum Dokter Terduga Pelaku Pelecehan Seksual di Malang Dipolisikan Korban