Perempuan Korban Gempa Bumi PNG Rentan Perkosaan
Pemerkosaan dan serangan terhadap wanita dan anak-anak - yang sebelumnya tabu - sekarang menjadi bagian dari konflik kesukuan.
Photo: Perkelahian antar suku yang terus berlangsung menghancurkan keluarga di seluruh Papua Nugini. (ABC News: Eric Tlozek)
Namun pemimpin komunitas Marilyn Tabagua mengatakan gempa bumi kini telah menempatkan para korban serangan tersebut pada risiko eksploitasi yang lebih besar, kali ini dari mereka yang meminta makanan dan tempat berlindung.
"Gempa bumi ini seperti trauma ganda bagi kehidupan mereka," katanya.
"Jadi wanita yang datang ke desa dan tinggal di sini, saya melihat bahwa mereka harus bekerja ekstra keras, karena mereka harus tinggal dengan penjaga tanah mereka dan mereka rentan terhadap perkosaan, mereka rentan terhadap pelanggaran dan kerja paksa . "
Ribuan warga terlantar akibat perkelahian suku
Bessie Peyabe masih mengenakan jubah hitam yang menjadi identitas bagi seorang janda di dataran tinggi.
Suaminya tewas dalam pertempuran suku sebelum gempa bumi, meninggalkan dia dan lima anaknya tanpa perlindungan dan dukungan.
"Ketika kami berada di pemakaman, gempa bumi terjadi," katanya.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata