Perempuan Lintas Agama Indonesia Belajar Kepemimpinan di Australia
Perempuan yang juga dosen di Universitas Indonesia ini mengaku sangat terkesan dengan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi yang mereka kunjungi.
Selain itu menurutnya program ini juga menjadi wadah bagi peserta untuk mengenal organisasi perempuan keagamaan di Indonesia.
"Meskipun sama-sama dari Indonesia, kita jarang sekali bertemu dan biasanya hanya dalam acara-acara formal saja.
"Tapi lewat program ini kami memiliki kesempatan untuk saling mengenal dan belajar dari organisasi masing-masing. Saya belajar banyak dari sahabat-sahabat saya dari Aisyiyah, Muslimat NU, wanita Konghucu dan lain-lain,"
Terbangunnya jaringan dan kolaborasi antar organisasi perempuan lintas agama dan kepercayaan yang kuat memang menjadi misi dari program kursus singkat yang digawangi oleh Dr Rebecca Barlow, sebagai direktur program dan perancang program, Prof. Shahram Akbarzadeh sebagai Project Manager dan penasihat kursus serta Annemarie Ferguson sebagai konsultan dan Project Official.
Di akhir program seluruh peserta diharapkan dapat menciptakan proyek bersama untuk kemajuan dan kesetaraan perempuan dalam bingkai keberagaman.
Modul keberagaman bagi siswa PAUD
Selain proyek bersama seluruh peserta dalam kegiatan ini juga diwajibkan membuat proyek study dalam rangka menerapkan ilmu dan wawasan baru mereka mengenai pengelolaan organisasi dan kepemimpinan berangkat dari kondisi di masing-masing organisasi.
Photo: Mathilda Wowor, berbicara dalam kunjungan ke Victoria Women Center. (Supplied; Mathilda Wowor)
- Universitas Australia Akan Jadi yang Pertama Gunakan AI di Asia Pasifik
- Dunia Hari Ini: Pesawat Azerbaijan Airlines yang Jatuh Kemungkinan Ditembak Rusia
- Rencana Indonesia Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir Dikhawatirkan Memicu Bencana
- Dunia Hari Ini: Dua Negara Bagian di Australia Berlakukan Larangan Menyalakan Api
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun