Perempuan-perempuan Indonesia yang Ingin Bantu Menyuarakan Kelompok Minoritas di Australia
Salah satu caranya adalah dengan mendirikan sebuah platform penelitian bernama 'Creatives of Colour' yang mendukung masyarakat Aborigin dan warga bukan kulit putih, juga seniman difabel Australia.
Melalui organisasi tersebut, Rani dan rekannya membantu memecahkan masalah yang sering dihadapi warga minoritas di Australia, seperti budaya tokenisme, masalah keuangan, serta kesehatan mental.
Salah satu program penelitian mereka sedang mencari metodologi bagaimana organisasi-organisasi di Australia bisa bertanggung jawab atas kerugian yang dialami warga Aborigin, kulit hitam dan berwarna dalam institusi mereka.
"Tujuan utama saya adalah untuk menjembatani warga Aborigin, kulit hitam dan berwarna, dengan sumber daya yang dibutuhkan mereka," katanya.
"Saya berkomitmen melakukan ini sehingga komunitas kita bisa hidup sehat secara spiritual, materi, fisik dan mental."
ABC adalah partner media dari program "40 Under 40" yang diselenggarakan Konferensi Kepemimpinan Asia-Australia 2022. Pemenang penghargaan akan diumumkan di ajang penghargaan pada Selasa, 4 Oktober.
Inilah perempuan-perempuan Indonesia keturunan Tionghoa yang pindah ke Australia menyusul kerusuhan Mei 1998
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu